PANDEGLANG — Suasana haru, khidmat, dan penuh semangat berbaur jadi satu di aula Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (24/12). Hari itu, 28 kepala SD/MI se-Kabupaten Pandeglang yang tergabung dalam program School of Principal (SPC) Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa diwisuda.
School of Principal merupakan program peningkatan kualitas kepala sekolah dari daerah untuk daerah, dengan mengedepankan karakter pengajar, pendidik, dan pemimpin. Program ini merekrut para pemimpin sekolah di daerah yang memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Hal tersebut mengacu pada perbaikan metode mengajar dan perubahan pola pikir tentang pengajar dan pendidik.
Sebanyak 28 kepala SD/MI yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, yang merupakan peserta School for Principal ini sebelumnya telah mengikuti pelatihan selama 3 bulan. Pelatihan seperti military super camp, benchmarking, supervisi (penilaian kinerja guru), budaya sekolah, pengembangan kurikulum, penelitian tindakan sekolah (PTS), training for trainer, hingga wisuda, mereka dapatkan di SPC.
Kepala Sekolah Guru Indonesia Daerah, Ahmad Abdul Wasiudin, menuturkan, kepala sekolah dituntut kreatif dalam mengembangkan sekolahnya dengan program-program yang dirancangnya. Paling penting dari semua ini, kata Ahmad, kepala sekolah harus mampu memberikan solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi sekolah.
“Sebanyak 28 kepala SD dan MI yang diwisuda hari ini merupakan agen perubahan utama di sekolah. Maju mundurnya sekolah ada di tangan di mereka. Kepala sekolah memiliki fasilitas kekuasaan dan pengaruh yang harus dimanfaatkan maksimal untuk kebaikan siswa-siswanya,” ujarnya.
Setelah melewati proses seleksi hingga selesainya pelatihan, para penerima manfaat program ini mengaku sangat terbantu dalam menemukan solusi pengembangan metode pengelolaan manajemen. Selain itu, mereka juga mendapatkan solusi baru metode pembelajaran di sekolah yang mereka pimpin.
Achmad Wahyudin adalah salah satunya. Kepala MI Hubbul Wathon Kecamatan Karang Tanjung, Pandeglang, ini berujar, impiannya menjadi pengajar, pendidik, dan pemimpin transformatif dibuktikannya dengan serius mengikuti rangkaian kegiatan program School of Principal.
“Sebuah pencapaian yang sangat di luar dugaan saya. Sebagai peserta SPC SGI Dompet Dhuafa Angkatan XXII Banten, saya mengikuti kegiatan perkuliahan dengan serius. Langkahnya adalah melaksanakan tugas-tugas perkuliahan dengan baik dan penuh keikhlasan. Saya tidak pernah bolos,” ceritanya.
Di penghujung acara, Achmad pun dinobatkan sebagai peraih Jamilah Sampara Award Sekolah Guru Indonesia Angkatan XXII regional Banten.
“Award ini menjadi salah satu anugerah terindah dalam hidup saya untuk memulai kiprah saya pada dunia pendidikan. Semoga Allah memberi kekuatan pada langkah saya dan seluruh teman wisudawan angkatan XXII Banten. Langkah untuk memulai mengaplikasikan ilmu yang sudah kami dapat supaya menjadi guru berkarakter dan menginspirasi dunia,” harap Achmad.
Jamilah Sampara Award adalah penghargaan kepada guru di Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa untuk guru yang memiliki dedikasi, komitmen, passion guru, jiwa pengajar, pendidik, dan pemimpin. Penghargaan ini diberikan kepada guru terbaik Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa setiap angkatan di semua program (Profesional Class, Executive Class, School for Principal dan School of Master Teacher). Nama penghargaan ini diambil dari nama pejuang Guru Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa yang pernah bertugas mengabdi di Pandeglang, Banten, yaitu almarhumah Jamilah Sampara, beliau berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. (Dompet Dhuafa Banten)