LOMBOK UTARA — Hari itu, menjadi pelipur rindu akan cucu-cucunya. Amak Sima (80), beserta istrinya, kembali mendapat liburan dari ketiga cucunya di akhir pekan, tepatnya Minggu (5/8) lalu. Siang berganti malam, seperti biasa, Amak Sima menemani dan menjaga tidur cucu terkecilnya yang masih balita.
Namun, momen bahagia tersebut, sekejap buyar lantaran gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang kawasan Lombok Utara, dan memakan banyak korban. Salah satunya adalah meluluh-lantakkan Dusun Beriri Jarak, Desa Sambi Bangkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Dimana desa berjarak sekitar 20 Kilometer dari Kota Kabupaten Lombok Utara tersebut adalah tempat tinggal dari Amak Sima, yang mana juga menjadi korban. Amak Sima mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan tembok rumahnya saat melindungi cucunya yang sedang tidur.
“Saya tak mengira akan ada peristiwa seperti ini. Awalnya juga menemani cucu tidur. Tapi waktu isya itu, tiba-tiba gempa datang dan, ya begini, kepala saya tertimpa tembok saat melindungi cucu saya,” ungkap Amak Sima, sambil menahan rasa sakit saat dirawat di halaman RSUD Tanjung.
Mengingat jauhnya akses menuju kota untuk mendapatkan perawatan, Amak Sima baru tertangani oleh tim medis pada Selasa (7/8) sore. Ratusan tim medis termasuk dokter spesialis bedah umum, silih berganti menangani korban luka-luka akibat gempa bumi. Termasuk di dalamnya adalah dokter spesialis bedah umum dan juga anestesi dari relawan Dompet Dhuafa yang turut menangani korban gempa bumi di Rumah Sakit Darurat KOSTRAD, di halaman Kantor Bupati Lombok Utara.
“Alhdulillah saya dan juga rekan-rekan dokter relawan, dapat membantu saudara sesama yang tertimpa musibah di sini. Semoga dapat membantu meringankan beban saudara kita yang tengah dilanda musibah,” tutur dr. Sjarief Effendi, S.Pb, saat ditemui di RS Darurat.
Hingga berita diturunkan, masyarakat korban Gempa Bumi Lombok di pengungsian, masih membutuhkan bantuan kebutuhan dasar. Air minum, makan, pemenuhan gizi, selimut, tenda, dan logistik lainnya masih menjadi kebutuhan mendesak korban selamat di pengungsian. Mari kita kembali bersama-sama, bentangkan kebaikan untuk bantu Lombok bangkit. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)