PADANG, SUMATERA BARAT — Ditengah prokes dan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di Sumatera Barat, salah satunya Kota Padang, perbaikan gizi anak tetap tidak bisa diabaikan dan menjadi perhatian bersama. Sebagai bentuk action dalam melihat penurunan kasus, terutama anak dengan status gizi stunting dan wasting harus terus dijalankan.
Dalam hal ini Dompet Dhuafa Singgalang, sinergi kebaikan bersama Puskesmas Anak Air Padang, Aimi Sumbar, dan Bakti Nusa Padang, menghadirkan program Go-Gina (Gerakan Optimalisasi Gizi Anak), yang berlangsung di Posyandu Anyelir 4, Sungai Lantung, Kampung Jambak, Kel. Batipuh Panjang Kota Padang.
Pada Selasa (13/07/2021), merupakan hari pertama realisasi program Go-Gina. Dengan prokes ketat, program Go-Gina terlaksana dengan baik.
”Total anak direncanakan 33 orang yang terdiri dari tiga kelompok. Kemarin berlangsung kelompok satu sebanyak 10 orang anak dengan kondisi stunting dan kurang gizi,” tutur Sri Parmala Susi Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Anak Air.
Lebih lanjut Sri menerangkan, program Go-Gina ini bukan sebatas pemberian asupan gizi kepada anak-anak saja, namun juga pemberian edukasi kepada orang tua anak.
“Ada edukasi menyusui, makanan pendamping ASI, prilaku hidup bersih dan sehat, serta perubahan prilaku praktik baik makan yang benar dengan melihat dan displikan terhadap usia, variasi makanan, mengenal dan memberikan respon makan yang baik, serta menerapkan kebersihan selama pemberian makan,” papar Sri yang juga sebagai Ketua Daerah Aimi Sumbar.
Dalam tahap pendampingan program, ada beberapa praktik yang disiapkan. Seperti pemberian pangan tinggi kalori dan protein dengan makan beraneka ragam makanan mengandung 4 (empat) kelompok bahan makanan yaitu makanan pokok, protein hewani, protein nabati serta sayur dan buah.
“Penyediaan stok pangan sehat tinggi kalori dan protein, pangan disediakan oleh ibu-ibu kader dan ibu balita dengan masak bersama namun selama PPKM darurat, makanan sudah disediakan oleh kader namun ibu diberitahu cara pengolahan menu anak dengan pangan lokal,” ujar Sri.
Kemudian dalam upaya memperbaiki kebiasaan pemberian makan dirumah, juga diberikan edukasi tentang positiv deviance yaitu melihat prilaku baik dari anak yang mampu menghabiskan makan kemudian diterapkan oleh anak yang memiliki masakah dakan menghabiskan makan.
Saat ini untuk melihat efek stunting belum bisa dirasakan dalam waktu dekat, puskesmas baru bisa mengumpulkan data anak stunting dan data anak dengan gizi buruk.
“Efek akan terlihat ketika anak sekolah akan lebih pendek dari teman sebayanya, rangking sekolah dan akan meningkatnya penderita penyakit menular (PTM),” terang Sri.
“Kita berharap setiap penerima manfaat Go-Gina dapat berubah prilaku pemberian makannya dengan baik, meningkatkann prilaku hidup bersih dan sehat dan kenaikan berat bedan, jangka panjang terjadinya perubahan status gizi stunting,” imbuhnya lagi.
Ratri Devy Arimbi selaku Supervisor Program Dompet Dhuafa Singgalang mengatakan, tim program mencoba menjalin kerja sama dengan beberapa pihak. “Agar program ini berjalan maksimal, kita membutuhkan support energi dengan beberapa pihak. Diantaranya dengan Puskesmas Anak Air Padang, Aimi Sumbar dan Bakti Nusa Padang,” tutur Rara.
“Kedepannya program ini akan kita lakukan secara berkesinambungan, sehingga nanti bisa kita lihat hasilnya. Kita targetkan harus berhasil dulu di kelompok yang dibentuk pertama, kemudian baru nanti kita berpindah ke kelompok lain,” pungkas Rara. (Dompet Dhuafa / Singgalang / Nasri)