SRAGEN — Memasuki musim kemarau 2018, kekeringan mulai melanda sejumlah daerah. Salah satunya adalah wilayah Kabupaten Sragen. Pada bulan Juli ini, delapan kecamatan menjadi lokasi terdampak kekeringan di kabupaten tersebut. Terutama kawasan di utara Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo.
Bahkan, menurut kabar yang diterima tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, kekeringan di Sragen telah berlangsung kurang lebih selama empat bulan. Desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Kalijambe, Sumberlawang, Tanon, Miri, Sukodono, Tangen, Gesi, dan Jenar, sulit mendapatkan air bersih. Kemudian, 350 jiwa di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, terputus akses sumber air bersihnya setelah sumur bersama terkena longsor.
Mengingat air adalah salah satu kebutuhan penting dari kehidupan. Sejak Kamis (26/7), Dompet Dhuafa melalui tim respon DMC mengirimkan 32.000 liter air bersih ke lima kecamatan di Sragen.
“Setelah mendapat kabar lebih dari 1.600 jiwa di Kabupaten Sragen tengah kesulitan akses air bersih. Kami dari Dompet Dhuafa langsung menerjunkan tim untuk dropping air bersih ke Sragen. Alhamdulillah hingga hari ini (Jumat, 27/7), sudah lima kecamatan kita suplai air bersih. Targetnya semua tersuplai air bersih dan bergulir beberapa waktu kedepan,” ungkap M. Sabeth Abilawa, Direktur Dompet Dhuafa Filantropi, saat ditemui di ruang kerjanya.
Semoga dengan bantuan yang bergulir dari donatur Dompet Dhuafa tersebut, dapat meminimalisir dampak kekeringan di Sragen. Mari terus perluas bentangan kebaikan kita dengan mendukung dropping air bersih di Kabupaten Sragen dan daerah terdampak kekeringan lainnya. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)