Empati Tak Kenal Waktu Dari Mahasiswa Paramadina untuk Korban Gempa Palu dan Donggala

JAKARTA — Lobi kantor Dompet Dhuafa, di bilangan Jatipadang, Jakarta Selatan, terlihat lebih ramai dari biasanya. Menginjak sore hari, sekitar 20-an mahasiswa dari Universitas Paramadina mendatangai Philantropy Building, Kantor Dompet Dhuafa. Lengkap dengan almamater kampus, puluhan mahasiswa tersebut mengantar donasi yang telah dikumpulkan selama tiga hari sebelumnya. Ditujukan kepada peyintas gempa Palu dan Donggala, sejumlah donasi berupa uang tunai, pakaian layak pakai, dan kebutuhan pengungsi lainya dibawa langsung oleh para mahasiswa tersebut, ke kantor Dompet Dhuafa.

Mahasiswa yang tergabung dalam serikat mahasiswa Universitas Paramadina tersebut merasa terpanggil rasa kepedulianya. Tidak ada kata terlambat, satu bulan sudah pasca terjadinya gempa, dan masa tanggap daruratpun sudah dicabut. Namun kepedualian tidak mengenal waktu. Masih banyak pengungsi yang kehilangan keluarga, dan harta benda. Mereka membutuhkan uluran tangan untuk tetap melanjutkan hidup di pengungsian.

“Berawal dari musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Palu dan Donggala, mendorong kami untuk menggalang dana,” terang Nurul Hidayat, selaku koordinator kegiatan tersebut.

Donasi sejumlah Rp. 13 juta, digalang Nur Hidayat dkk dalam waktu tiga hari. Melalaui crowdfunding ke lingkungan kampus, hingga turun ke jalan, solidaritas mereka tidak sia-sia, dengan berhasil mengumpulkan donasi jutaan rupiah untuk korban gempa Palu dan Donggala.

“Kita tahu agenda kemanusiaan seperti yang terjadi di Palu dan Donggala ini pasti akan memakan waktu yang lama. Kita juga tahu saudara-saudara kita di sana masih membutuhkan kita,” tambah Nurul Hidayat. (Dompet Dhuafa/Zul)