Realitas kekinian memaparkan bahwa saat ini sudah semakin banyak perempuan yang terjun sebagai wirausahawan dan pebisnis, bahkan sampai ada yang masih berusia belia melibatkan diri untuk berwirausaha. Keterlibatan perempuan di bidang bisnis saat ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Peran perempuan dalam wirausaha dan bisnis, terutama di lingkup Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki potensi yang cukup besar. UKM mikro dan super mikro di Indonesia didominasi oleh kaum perempuan.
Sementara data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil serta Menengah (Kemenkop dan UKM) mencatat saat ini ada 39% atau 53,8 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia, sebanyak 21 juta adalah UMKM yang dikelola oleh kaum perempuan. Nah, besarnya angka keterlibatan perempuan saat ini dalam bidang UMKM tersebut, membuktikan bahwa perempuan juga bisa berwirausah dan berbisnis. Perempuan juga bisa menjadi soko guru bagi pembangun ekonomi di negeri ini.
Siti Nurbaya, Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan, ada dua kemungkinan yang mendasari perempuan muda berwirausaha. Pertama, menginginkan pendapatan yang lebih besar atau ingin memiliki pendapatan sendiri dan tidak tergantung lagi terhadap orang tuanya. Kedua, ada semacam kesukaan (hobi) dalam berwirausaha dan jenis usaha yang dijalankan. Misalnya, dia berwirausaha dengan mempromosikan baju muslim untuk remaja. Alasan pemilihan wirausaha ini karena dia sendiri memiliki kecintaan dan kesukaan dengan yang sedang dijalankan.
Faktor pendorong pertama, menjanjikan penghasilan yang mungkin bisa memuaskan apabila dia bisa memperoleh itu. Kedua, bisa melakukan pekerjaan di luar jam kantor atau tidak memiliki jam kantor, artinya kapan saja dan di mana saja bisa dilakukan (tidak terikat). Ketiga, menambah jaringan komunikasi atau relasi dengan orang lain.
Tentunya perempuan muda yang sudah berwirausaha akan mengalami beberapa tantangan seperti hidupnya lebih konsumtif karena memiliki pendapatan lebih. Kedua, egoisme juga lebih tinggi karena merasa mampu untuk hidup sendiri tanpa bantuan dan ketergantungan orang lain. Ketiga, memiliki sifat ambisi yang besar karena profit yang menjanjikan dari suatu usaha tersebut.
Semoga saja, para perempuan muda yang terjun kedalam dunia usaha tentunya lebih bisa mandiri, memiliki penghasilan yang tidak tergantung dari orang lain serta dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Selain itu, memanfaatkan jaringan-jaringan yang diperoleh itu sebagai jalan untuk silaturrahmi dan memperkaya kehidupan sosial. Dengan pendapatan yang lebih itu pula diharapkan bisa membantu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang bisa mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat. (Dompet Dhuafa/Uyang)