DEPOK, JAWA BARAT — Satu hari setelah mengadakan aksi drama musikal bersama Panji Sakti, Hawa, dan Gulali Warna Indonesia, Sekolah Islam Fitrah (SIF) Al Fikri Depok kembali melakukan kolaborasi kebaikan bersama Dompet Dhuafa pada Selasa (7/1/2025). Kali ini, kepedulian kemanusiaan dirangkai dalam bincang Palestina dan Siap Siaga Bencana.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina melalui sesi berbagi pengalaman bersama Ustaz Herman Budianto, khususnya menceritakan peran relawan Dompet Dhuafa dalam menyalurkan bantuan ke wilayah tersebut. Selain itu, program ini juga menghadirkan edukasi mitigasi kebencanaan yang dipandu oleh tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, memberikan wawasan penting kepada peserta mengenai langkah-langkah menghadapi potensi bencana secara efektif dan mitigasinya.
Para peserta yang hadir antara lain siswa dan siswi kelas 7, 8, dan 9 SMPIF Al Fikri dan para guru. Pada sesi pertama para peserta menyimak secara antusias terkait konflik antara Palestina dan zionis Israel telah berlangsung selama puluhan tahun, berakar dari klaim wilayah yang saling bertentangan sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948.
Baca juga: Dompet Dhuafa Konsisten Dukung Palestina, Salurkan Bantuan untuk 141.834 Penerima Manfaat
Ustaz Herman menyampaikan, ketegangan ini memuncak kembali pada 7 Oktober 2023, ketika terjadi serangan besar yang menewaskan ribuan warga sipil, mengakibatkan tragedi kemanusiaan yang disebut sebagai salah satu bentuk genosida. Hingga kini, warga Palestina hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar seperti air, makanan, dan layanan kesehatan, serta menghadapi ketidakpastian dan ancaman kekerasan setiap hari.
Dalam sesi Talkshow yang bertajuk “Palestina: Negeri yang Terus Berjuang”, Ustaz Herman yang pernah bertugas menjadi relawan kemanusiaan di Palestina menceritakan pengalamannya, ketika membantu menyalurkan bantuan kemanusiaan yang dititipkan masyarakat melalui Dompet Dhuafa hingga menyaksikan secara langsung penderitaan yang dialami masyarakat Palestina.
Ratusan siswa SMPIF Al Fikri Depok menyimak dengan antusias, merespon dengan pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan mereka pada topik tersebut, Sabrina Lustiawan (9), salah satunya.
“Tadi kita ikut Talkshow tentang Palestina, tadi ada Ustaz Herman yang sharing pengalaman soal Palestina, dan aku senang banget karena akhirnya kebingungan aku akhir ini soal Palestina bisa terjawab, dan aku jadi lebih aware terhadap genosida yang terjadi di Palestina,” ungkap Gadis yang akrab disapa Eina.
Sabrina Lustiawan, siswi kelas 9 SMPIF Al Fikri, antusias melayangkan pertanyaan yang selama ini menjadi kebingungannya terkait situasi Palestina dan Israel.
Setelah sesi talkshow, dilanjutkan dengan Workshop Mitigasi Bencana yang bertajuk “Siap Siaga dan Evakuasi dalam Menghadapi Bencana” yang dipandu oleh Achmad Lukman sebagai Manager Pusat Pendidikan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa. Sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana yang bertujuan memberikan literasi dan wawasan kepada siswa terkait berbagai aspek kebencanaan, mulai dari pengertian bencana, jenis-jenisnya, hingga cara melakukan mitigasi.
Selain menerima materi teori, siswa juga mengikuti simulasi praktik yang melibatkan guru dan pihak sekolah lainnya. Kegiatan ini dirancang agar seluruh elemen sekolah memahami langkah-langkah mitigasi secara menyeluruh, sehingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan tanggap terhadap risiko bencana.
“Tujuannya agar masyarakat di sekolah ini, menjadi sekolah yang aman, yang kita lakukan di sini adalah memberikan simulasi gempa, bagaimana melindungi diri, menyelamatkan diri dan mengevakuasi mandiri ke titik kumpul melalui jalur evakuasi yang sudah ditentukan sekolah kemudian kita lanjutkan dengan praktek pemadaman api skala kecil, dengan menggunakan alat-alat yang bisa memadamkan misalnya pakai kain basah dan sebagainya, dan kita memaparkan terkait bagaimana memadamkan api ketika ada kebakaran kompor gas, bagaimana supaya mereka tidak panik dan bisa memadamkan api,” ujar Achmad Lukman.
Simulasi berlangsung interaktif, melibatkan siswa, guru, dan seluruh elemen sekolah. Para siswa dilatih untuk evakuasi dari lantai tiga menuju titik kumpul aman, dilanjutkan dengan simulasi pemadaman api menggunakan kain basah dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Ahmad Samy Basaiban (7), salah satu peserta, berbagi pengalamannya ketika ia bisa memadamkan api dengan kain basah.
“Menurut aku sih menambah ilmu tentang memadamkan api, aku agak ragu awalnya tapi mau coba dan bisa. Seru banget sih, aku dapat pengalaman memadamkan api secara langsung. Terus tadi ada edukasi kebencanaan dan aku lebih ngerti tentang kebencanaan, dan aku senang,” kata Sami.
Baca juga: Kemlu RI Apresiasi Dompet Dhuafa: Bukti Nyata Sinergi, Suarakan dan Salurkan Untuk Negara Palestina
SMPIF Al Fikri memiliki visi yang sama dengan Dompet Dhuafa dalam mendukung isu kemanusiaan. Febna Tri Kurniawati selaku Bagian Kesiswaan SMPIF Al Fikri menyampaikan kerja sama yang terjalin selama ini dengan Dompet Dhuafa berjalan baik. Baginya Dompet Dhuafa adalah lembaga yang terpercaya dalam mengelola penggalangan dana, sehingga itu akan memudahkan sekolah dalam menyalurkan donasinya.
Sebagai wujud nyata kepedulian, sekolah menghimpun infak mingguan yang dikhususkan untuk membantu Palestina selama bulan Januari ini. Febna menambahkan pihak sekolah ingin menumbuhkan kepedulian kepada siswa dan siswi SMPIF Al Fikri, untuk mendonasikan sebagian hartanya melalui infak yang akan didonasikan ke Palestina.
“Sekarang isu Palestina ini bukan lagi isu agama, itu isu kemanusiaan, cukup menjadi manusia yang harusnya peduli dengan Palestina. Dengan membangun sisi kemanusiaan dari siswa, kami berharap untuk SMP ini memang dari siswa yang menginfakan, paling tidak tumbuh jiwa kepedulian siswa, tergerak hatinya untuk menyisihkan uang jajannya untuk didonasikan ke Palestina,” imbuh Febna.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, melalui edukasi dan simulasi, siswa diajarkan langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana, sehingga mereka dapat bertindak dengan cepat dan tepat. Pengetahuan ini menjadi salah satu upaya pencegahan sekaligus cara untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa depan.
“Setidaknya untuk siswa itu punya skill bagaimana ketika mereka mengalami sebuah bencana, mereka tau apa yang harus mereka lakukan, ada informasi yang mereka terima setidaknya ini salah satu pencegahan ya atau mengurangi risiko terkait terjadinya bencana,” sambung Febna. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika