HALMAHERA SELATAN — Gempa dengan magnitude 7.2 SR kembali mengguncang wilayah Maluku. Labuha, Ibu Kota Halmahera Selatan menjadi wilayah paling terdampak dari gempa yang terjadi. Gempa juga dirasakan di berbagai wilayah, seperti Ambon dan Ternate. Bahkan getaran akibat gempa juga masih bisa dirasakan hingga wilayah Raja Ampat di Pulau Papua dan Gorontalo di Sulawesi.
Gempa cukup besar terjadi pada Minggu (14/7/2019) pukul 16.00 WIB atau 18.00 WIT. Gempa yang terjadi selama 2-5 detik tersebut mengakibatkan kerusakan yang parah di wilayah Labuha, Halmahera Selatan. Data yang dihimpun oleh Disater Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, setidaknya 58 unit rumah rusak akibat gempa. Dua jembatan juga roboh, membuat akses warga terhalang. Sejauh ini, terdata sebanyak dua korban jiwa, dan setidaknya 2.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Setelah gempa sebesar 7.2 SR terjadi, terhitung terdapat 65 kali gempa susulan dengan kekuatan magnitude beragam. Hal tersebut memaksa warga untuk tetap mengungsi, mengingat kondisi geografis yang masih belum kondusif.
Sekitar 2.000 warga mengungsi di 15 titik pengungsian. Mereka tidak bisa berkegiatan seperti biasa, mengingat gempa susulan masih terjadi. Sejauh ini, warga masih mengandalkan bantuan dari luar untuk kebutuhan di pengungsian. Bahan kebutuhan pokok, selimut, dan obat-obatan menjadi kebutuhan paling dibutuhkan.
Dompet Dhuafa masih terus mengawal bencana yang terjadi melalaui DMC dan melakukan intervensi secepat mungkin. Tim relawan respon lokal dari Halmahera telah diterjunkan, dan segera menyusul tim tanggap darurat yang berangkat hari ini (Senin, 15/07/2019).
“Hari ini (Senin -red) kita sudah berangkat, dan sekarang sudah ada juga relawan yang merapat dari Halmahera Selatan. Kita intervensi pertama pasti layanan tanggap darurat, dimulai dari assessment,” terang Shofa Al Quds, selaku Manajer Respon DMC Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Zul)