AMBON — Gempa mengguncang wilayah Kota Ambon, Maluku dan sekitarnya, pada Kamis (26/9/2019). Gempa pertama terjadi pada pukul 06:45 WIB atau sekitar pukul 08:45 WIT, sebesar 6.8 magnitudo di sebelah Timur Laut Kota Ambon, Maluku. Tepatnya di 3.38 Lintang Selatan, 128,43 Bujur Timur dengan kedalaman 10 KM.
“Situasi Ambon saat ini warga masih waspada dengan mengungsi di depan rumah masing-masing dan sebagian mengungsi di ketinggian. Hal tersebut yang saat ini terinfo dari relawan Dompet Dhuafa yang sudah berada di lapangan,” ujar Benny, selaku Direktur Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, saat ditemui di kantornya.
Sampai saat ini terjadi gempa susulan yang lumayan kuat. Gempa kedua terjadi di pukul 07:39 WIB dengan sebesar 5.6 magnitudo. Gempa ketiga terjadi pukul 09:41 WIB dengan besaran maginitudo 3.2. Lalu gempa keempat dengan getaran sebesar 3.7 magnitudo di pukul 10:50 WIB.
“Info yang kami terima, aktivitas masyarakat lumpuh lantaran masih menyelamatkan keluarga masing-masing. Kami masih memantau laporan dari rekan-rekan Babinsa di setiap wilayah. Kemudian juga langsung mengaktifkan dapur umum dan pos hangat,” tambah Benny.
Secara keseluruhan kondisi di Pulau Ambon masih terkendali dengan dampak tidak terlalu besar. Dampak-dampak tersebtu antara lain membuat kerusakan di beberapa gedung-gedung Universitas Pattimura, Universitas IAIN Ambon, Maluku City Mall, Badan Ketahanan Pangan, Gereja Rehoboth, Kantor Dinas Sosial, masjid di Gunung Malintang, Balai Laitihan Kerja, Hative Kecil, Pasar Terapung Desa Kailolo dan Desa Toisapu, serta Pasar Apung di Negeri Pelauw. Kemudian juga beberapa rumah apung di Pelabuhan Spedboat Tulehu tujuan Pulau Saparu juga alami kerusakan.
Jalur akses juga mengalami kerusakan, seperti yang terjadi pada Jembatan Merah Putih dan Jalan utama menuju dermaga Ferry Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Tim relawan lokal dari Komunitas Ayo Tolong dan juga tim pusat DMC Dompet Dhuafa sudah bergerak di lapangan.
Berdasarkan data diterima tim DMC Dompet Dhuafa di lapangan, sebanyak empat orang mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan, yakni Ny. Djamila Lasaiba (dirawat pada RS terdekat), Ny. Gamar Assagaf (dirawat pada RS terdekat), dan seorang dari warga Dusun Wailusun Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan untuk korban yang meninggal hingga pagi ini, Jumat (27/9/2019), tercatat 23 jiwa.
“Hingga kini relawan DMC Dompet Dhuafa masih terus melakukan assesment dampak wilayah, dampak kesehatan dan dampak ekonomi di wilayah Kota Ambon. Selain itu, tim di lapangan juga akan setup Motor Kilat untuk suplay logistik dan kebutuhan medis, serta Taman Ceria sebagai salah satu pendampingan psikososial. Jika memungkinkan rutenya, kami juga tengah menyiapkan Klinik Terapung yang saat ini berada di Lombok,” pungkas Benny. (Dompet Dhuafa/Fajar)