DEPOK — Lansia sering di asosiasikan menjadi sosok lemah dan tidak produktif. Pada 2017 saja, jumlah lansia sebanyak 22,4 juta jiwa, atau sekitar 8,96 persen total populasi warga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah tersebut akan terus meningkat. Penduduk lanjut usia (60+) pada 2020 diproyeksikan berjumlah 27,1 juta jiwa, pada 2025 menjadi 33,7 juta jiwa, dan 2035 menjadi 48,2 juta jiwa. Banyak masyarakat yang memandang hal tersebut sebagai sebuah ancaman. Namun, Dompet Dhuafa memandang hal tersebut dengan kacamata yang berbeda.
Lansia bukan dipandang sebagai sosok lemah dan merepotkan. Bagi Dompet Dhuafa, lansia memiliki potensi besar untuk diberdayakan. Usia lanjut bukan alasan untuk tidak berdayaguna bagi sesama. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa meresmikan Gerakan Relawan Lansia Indonesia (GERLI) Cabang Depok, pada Kamis (10/1/2019). Berbarengan dengan launching Donasi Dukung Budaya (DD Budaya) dan Proteksi Seniman Indonesia (Proseni).
“Lansia bukan hanya jaga cucu, lansia masih punya kemampuan, bisa bermanfaat dan produktif. Kita ingin berdayakan lansia melalui Gerli ini,” terang dr. Astrina Yulda, selaku Komite Ahli Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa.
Setelah meluncurkan progam GERLI pada November lalu, Dompet Dhuafa kembali melebarkan semangat berdaya Lansia sampai ke Depok, Jawa Barat. Peresmian GERLI Cabang Depok tersebut merupakan usaha Dompet Dhuafa untuk membuktikan bahwa lansia masih mampu untuk tetap berkarya, dan produktif di masyarakat.
“Ini adalah gerakan bersama, gerakan cinta. Ini adalah lansia hebat, lansia masih mampu untuk berkarya,” tegas Parni Hadi, selaku inisiator, pendiri, dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Zul)