Gerobak Motor Penyambung Hidup Keluarga Agus

TANGERANG SELATAN — Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada umatnya, “Berdaganglah engkau, karena Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perniagaan/perdagangan”. Hadits dari Rasulullah ini menyiratkan makna yang begitu penting kepada umatnya dalam hal panduan mencari rezeki, dan begitu besarnya peluang seseorang dalam peruntungan berniaga.

Hal tersebut kemudian yang menggerakan hati dan langkah Agus (30), untuk kembali menekuni usaha perniagaan yang dahulu sempat ia tinggalkan. Dilahirkan yatim sejak berusia dua tahun, tak membuat ayah dari tiga anak ini khawatir sedikitpun mengenai masa depannya. Latar belakang keluarga yang sangat sederhana dan memiliki saudara yang cukup banyak, membuat Agus belajar akan arti persaudaraan, kesederhanaan, dan bekerja keras.

Ayah dari Musa (8), Salman (6), dan Farid (3) ini hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Ia pun sejak remaja tak seperti kebanyakan anak sebaya lainnya, yang menghabiskan waktu bermain bersama kawan. Sejak kecil ia sudah berdagang demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Dulu saya usaha cilok, bakso tusuk, sama telor puyuh yang saya jual di sekolah-sekolah di kampung saya. Pokoknya saya jual apa saja yang dibuat sama ibu saya,” kenang Pemuda asal Magetan, Jawa Timur.

Petualangan hidup Agus bermula saat ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. Dengan niat memperbaiki taraf hidup yang lebih baik, ia bertekad untuk bekerja keras meski bermodalkan ijazah SD. Hidup di ibukota memang bukan perkara mudah. Ia sering berpindah-pindah tempat, karena tak memiliki cukup uang untuk membayar sewa rumah ataupun usaha yang sering terhenti akibat defisit modal.

Namun siapa yang menyangka dengan pendidikan minim, ia mampu mendapatkan pekerjaan menjadi pengurus asrama di sebuah Yayasan. Tiga tahun lamanya ia berkhidmat mengabdikan diri di sana. Sampai satu ketika ia harus pergi meninggalkan profesi itu, karena harus fokus dengan keluarga, khususnya sang anak, Musa, yang menderita kejang akut. Putra sulungnya membutuhkan waktu lebih banyak dengannya.

“Sebenarnya berat buat saya ninggalin pekerjaan itu. Karena disamping saya dapat tempat tinggal, pahala mengurus anak yatim juga besar. Tapi waktu buat keluarga juga penting, makanya saya memilih keluarga,” ucap laki-laki pencinta Burung Dara ini.

Pasca berhenti dari pekerjaan, Agus terlihat kesulitan memulai usaha yang pernah ia lakukan dahulu. Dengan modal seadanya, ia merintis usaha jagung susu keju dan minuman kesehatan, Sari Jagung, hasil produksi olahannya sendiri. Keinginan Agus untuk melebarkan sayap usaha, terkendala beberapa hal, diantaranya modal usaha dan pemasaran.  

Masalah pemasaran cukup membuat ia kerepotan. Karena usaha yang dijalankan terbilang baru, dan belum familiar di telinga masyarakat. Agar dagangannya lebih dikenal, Agus berinisiatif untuk memasarkan secara keliling lewat gerobak motor. Namun niat dan keinginan Agus tersebut, terkendala dana yang ia miliki.

Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, berusaha merealisasikan keinginan Agus untuk mendapat gerobak motor seperti yang diinginkannya. Alhamdulillah kini Agus sudah dapat berdagang dan memiliki aset gerobak motor yang diidamkannya. Sebagai langkah awal, ia mulai dengan menjajakan jagung susu keju, pisang bakar, dan roti bakar.

“Alhamdulillah gerobak ini dibuat multifungsi. Jadi malamnya saya bisa dagang minuman hangat juga. Terima kasih kepada Donatur Dompet Dhuafa yang udah bantu saya, semoga berkah hidupnya,” ujar sosok murah senyum itu.  

Setiap hari ia berkeliling dari kediamannya, Jl. H. Sholeh RT 03/02 Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, ke Sekolah-sekolah dan perumahan-perumahan sekitar. Berkat gerobak motor yang dimilikinya, Agus kini bisa berdaya secara ekonomi dan yang lebih penting ia dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk merawat istri dan ketiga buah hati yang dicintainya. (Dompet Dhuafa/Rifky LPM)