Tak terasa genap seminggu perjalanan tim Dompet Dhuafa Singgalang dalam gelaran edukasi sebagai bentuk penolakan terhadap isu LGBT yang kian merajalela menggerogoti generasi penerus khususnya Sumbar. Puncak dari Seminar Nasional dengan tema ‘Cegah dan Tangkal Anak menjadi LGBT’ bersama Founder dan Konselor Yayasan Peduli Sahabat, Sinyo Egie, berlangsung di aula LKKS (BKSS) Sumbar, pada Sabtu (20/2).
“Ajarkan anak mengenai body integrity di dirinya, sebagai lingkup kecil interaksi, keluarga berperan besar dalam menentukan anak menuju hal-hal positif maupun negatif,” begitu kak Sinyo memaparkan materinya.
Hadir sebagai Keynote Speaker; Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan Ketua TP PKK Padang, Harneli Bahar.
“Lingkungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepribadian dan kecenderungan anak, dan lingkungan paling berpengaruh yakni keluarga,” tutur Irwan Prayitno.
“Cegah anak dengan pendidikan dini bagi anak tentang pembekalan dirinya. Baik itu pendidikan mengenai substansinya sebagai manusia, terutama pendidikan agama. Jadikan orangtua menjadi sumber ilmu utama sebagai muara tempat anak bertanya,” timpal Harneli Bahar dalam materinya.
Kegiatan juga dihadiri langsung oleh Direktur Program Dompet Dhuafa Pusat dari Jakarta, Imam Rulyawan, yang memberi gambaran kondisi Nasional dan Internasional kasus LGBT didukung akurasi data.
“Di Indonesia sendiri terdapat sebanyak 49 organisasi di Indonesia yang basisnya memperjuangkan hak-hak LGBT, dan di mata Internasional, sudah menjadi rahasia umum bahwa LGBT dibawah kendali PBB, dimana pergerakannya terstruktur, sistematis, dan masiv, difasilitasi oleh PBB,” pungkas Imam.
Adanya seminar nasional “Cegah dan Tangkal Anak menjadi LGBT”, yang diadakan Dompet Dhuafa Singgalang bekerja sama dengan Yayasan Peduli sahabat dan Pemprov, membuat masyarakat kian menggebu guna memperoleh pengetahuan bagaimana menyikapi kasus fenomenal ini.
Terdaftar lebih dari 2500 peserta mengikuti seminar dalam rentang waktu empat hari, Senin (15/2) hingga Minggu (21/2) kemarin, mengundang pembicara, Founder dan Konselor Yayasan Peduli Sahabat, Sinyo Egie. Memberi pencerahan bagi masyarakat apa itu LGBT.
Dimulai dari pelaksanaan edukasi Same Sex Attraction (SSA) di SD IT Cahaya Hati di Pariaman pada Senin (15/2) terdaftar peserta sebanyak 100 peserta mengikuti agenda.
Melanjutkan Roadshow untuk Seminar di Aula Balaikota Payakumbuh pada Selasa (16/2), Kak Sinyo telah dinanti 200 peserta dari kalangan guru dan orangtua. Bahkan, jajaran tentara turut hadir.
“Persoalan LGBT menjadi salah satu konsen kami di instansi pendidikan agar dunia pendidikan dan sekolah tidak dimasuki gerakan ini,” sambut Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh, Hasan Basri, dalam pembukaan acara.
Beranjak ke Bukittinggi, Seminar di fasilitasi oleh pemko dengan penyediaan 100 kursi untuk peserta, namun antusias masyarakat untuk ikut serta sangat besar. Peserta berdatangan jumlahnya dua kali lipat hingga aula balai kota Bukittinggi pada Rabu (17/2) dipadati lebih dari 200 peserta seminar dari kalangan guru, orangtua, remaja, juga pengusaha dan wartawan.
Setelah selesai di Balaikota Bukittinggi, Kak Sinyo kembali menggelar seminar di Diniyah Putri Pasia, dengan peserta sebanyak 500 orang.
Seminar dilanjutkan di Padang Panjang keesokan harinya, pada Kamis (18/2) di Aula SMA N 1 Padang Panjang. Pesertanya lebih beragam, pemko mengutus kepsek SD-SMA Se-kota Padang Panjang, Dinas Sosial, Jajaran Polisi, Kementrian Agama, Perwakilan siswa masing-masing Sekolah, bahkan Lurah se-kota Padang Panjang mengikuti seminar ini sampai tuntas. Tak tanggung-tanggung, pemko juga menghadirkan Pakar penyakti Menular Seksual, dr Yunita, dan Ustadz Syaiful sebagai pembicara yang mendampingi Kak Sinyo dalam penyampaian materi.
“Dengan pengetahuan yang diserap masyarakat tentang LGBT dan bahayanya, ini diharapkan mendorong pemerintah menindaklanjuti bagaimana penangkalan dan pencegahan kasus LGBT terjadi di Sumbar, baik nantinya diadopsi dalam bentuk perumusan peraturan daerah sebagai antisipasinya,” dukung Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang, Desmon.
Seminar ditutup pada Minggu (21/2) dalam bentuk diskusi forum dan tanya jawab di Masjid Raya Ampang, Padang.
“Alhamdulillah, partisipasi masyarakat Sumbar sangat baik menanggapi isu dan usaha pencegahan kasus LGBT di Sumbar. Dompet Dhuafa Singgalang berharap dari serangkaian agenda seminar ini nantinya akan terbentuk cabang Yayasan Peduli Sahabat untuk pendampingan masyarakat terjerumus kasus LGBT dan berniat hijrah. Serta dapat mendorong pemerintah agar serius menanggapi kasus LGBT dengan pembentukan perda dan sanksi semacamnya, sejauh ini cukup banyak ormas dan komunitas yang ingin bersinergi mendukung pembentukan perda ini” pungkas Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Singgalang, Musfi Yendra. (nisa)