BANDUNG, JAWA BARAT — Di tengah hijaunya pepohonan dan lahan pertanian yang subur, suara kicauan burung bersaut-sautan menembus sejuknya udara Lembang. Pada Jumat, 1 November 2024, puluhan peserta yang mengenakan pakaian hijau dengan rompi bertuliskan “MPZ Squad” tiba di Desa Tani, kawasan pemberdayaan ekonomi binaan Dompet Dhuafa.
Mereka adalah para peserta Capacity Building MPZ (Mitra Pengelola Zakat) Dompet Dhuafa yang datang untuk mengenal lebih dekat dengan implementasi dan manfaat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) melalui program pemberdayaan ekonomi di desa ini.
Sesampainya di Desa Tani, para peserta disambut oleh Tim Agroeduwisata Desa Tani Dompet Dhuafa. Salah satu yang turut menyambut adalah Dadan Khatiwa, atau yang akrab disapa Mang Dadan, Direktur Marketing Desa Tani.
Baca juga: Capacity Building di Desa Tani, Dompet Dhuafa Ajak MPZ Perluas Manfaat Zakat
Program Agroeduwisata Desa Tani merupakan bagian dari sub-usaha Koperasi Agrinative yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mengkampanyekan cara bertani yang menyenangkan melalui pengalaman langsung di lapangan.
“Kami ingin mengajak semua orang merasakan asyiknya bertani,” kata Mang Dadan.
Kegiatan diawali dengan penjelasan singkat mengenai sejarah dan perkembangan Desa Tani. Mang Dadan menjelaskan bahwa program Desa Tani ini mulanya hanya seluas 2,5 hektar, namun sejak tahun 2022 hingga kini telah berkembang menjadi 13 hektar. Seiring dengan perluasan lahan, jumlah penerima manfaat dan pendapatan mereka pun turut meningkat. Program Agroeduwisata sendiri pertama kali dicetuskan pada tahun 2018, berbarengan dengan berdirinya Desa Tani.
Baca juga: Zona Madina Serahkan Surplus Pengelolaan Wakaf Produktif pada Dompet Dhuafa
Setelah mendapatkan penjelasan, para peserta kemudian diajak untuk melakukan eksplorasi kawasan Desa Tani. Ada lima pos yang mereka kunjungi, di antaranya Rumah Semai, lahan tanam, Rumah Bunga, Greenhouse untuk panen tomat ceri, hingga Rumah Kemas.
“Pengunjung Agroeduwisata dapat melihat langsung seluruh proses yang dilakukan di Desa Tani, mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penyemaian, hingga merasakan sensasi panen,” ujar Mang Dadan.
Selain itu, pengunjung juga diajak untuk belajar mengenai standar pengolahan lahan yang diterapkan di Desa Tani, serta merasakan setiap tahapan dalam produksi pertanian yang ada di sana.
Biasanya, peserta yang datang untuk mengikuti kegiatan Agroeduwisata sangat beragam, mulai dari anak-anak TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, hingga karyawan perusahaan, komunitas-komunitas pertanian, dan lembaga pemerintahan. Mang Dadan bahkan pernah menerima kunjungan dari Distrik Tembagapura, Papua, yang datang untuk belajar tentang pengelolaan pertanian di Desa Tani.
Pesan utama yang selalu ingin disampaikan oleh Desa Tani kepada setiap pengunjung adalah pentingnya ketahanan pangan. “Pangan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat, dan itu berlaku sejak zaman peradaban manusia pertama kali muncul,” jelas Mang Dadan.
Ia juga berbagi pengalamannya selama masa pandemi Covid-19, di mana banyak sektor terhenti, namun petani justru menjadi tonggak utama ketahanan pangan. Menurutnya, potensi negara Indonesia sangat besar pada sektor pertanian. Maka sudah sepatutnya, masyarakatnya maksimalkan potensi itu.
“Potensi negara kita besar di sektor pertanian. Kenapa kita tidak memaksimalkan potensi itu?” ujarnya dengan semangat.
Baca juga: Implementasi Dana Zakat Bantu Wujudkan Yatim Dhuafa Raih Pendidikan Impian
Program Agroeduwisata ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang profesi petani, yang menurut Mang Dadan, adalah profesi yang sangat mulia. Ia dan segenap pengurus Desa Tani pun ingin menularkan semangat bertani kepada semua orang sekaligus meningkatkan harga serta derajat petani Indonesia.
Mang Dadan sendiri mulai tertarik dengan dunia pertanian sejak tahun 2002, saat ia baru lulus SMA dan tidak mampu melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Didukung oleh latar belakang keluarganya yang merupakan petani, ia memutuskan untuk terjun ke dunia pertanian dan menekuni bidang marketing pertanian.
“Kami ingin anak-anak kami juga bangga menjadi anak petani. Yang penting, mereka bisa menghargai dan memuliakan profesi petani,” kata Mang Dadan yang mengaku tidak memaksakan ketiga anaknya untuk mengikuti jejaknya.
Kegiatan Capacity Building bertajuk “Berdaya di Desa Tani” ini diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa untuk 40 peserta dari 14 MPZ Dompet Dhuafa Pusat, serta 20 MPZ dari cabang Banten dan Jawa Barat. Kegiatan berlangsung selama dua hari, dari Kamis, 31 Oktober hingga Jumat, 1 November 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas MPZ dalam merancang dan menjalankan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di bidang pertanian hortikultura. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika