Helat Stadium General, Dompet Dhuafa Tingkatkan Kapasitas Dai Pemberdaya dan Dai Pesantren Mualaf

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

JAKARTA — Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) menggelar Stadium General bertajuk “Meneguhkan Kembali Dakwah Transformatif Dompet Dhuafa” pada Senin (23/10/2023). Acara yang berlangsung di Hotel Ibis Styles Simatupang ini merupakan salah satu agenda Dompet Dhuafa guna mengembangkan dakwah strategis.

Stadium General adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas Dai Pesantren Mualaf, sekaligus Rakernas Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa. Dai Pemberdaya sendiri merupakan merupakan program dakwah nasional Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa) yang dilakukan dengan cara mengirimkan dai-dai militan ke sejumlah wilayah 3T di Indonesia.

Para dai bertugas melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat untuk mensyiarkan Islam sesuai dengan kearifan budaya lokal. Selain itu, dai juga diharapkan dapat membantu penguatan kemampuan ekonomi masyarakat setempat. Pada pelaksanaannya, Cordofa melibatkan 40 dai yang tersebar di berbagai wilayah, mulai Sabang hingga Merauke. Saat ini, program Dai Pemberdaya telah ada di 20 provinsi, sementara cabang Dai Mualaf Indonesia telah ada di 13 provinsi di Indonesia.

Baca juga: Dompet Dhuafa Perkokoh Barisan Dakwah Melalui Sekolah Dai Cordofa

Dompet Dhuafa Helat Stadium General
Ustaz Herman Budianto selaku GM Lingkungan, Dakwah, dan Budaya Dompet Dhuafa saat memberikan sambutan dalam acara Stadium General Cordofa.
Dompet Dhuafa Helat Stadium General
Direktur Layanan Sosial, Dakwah, dan Budaya Dompet Dhuafa, Ustaz Ahmad Shonhaji.
Dompet Dhuafa Helat Stadium General
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Rahmad Riyadi.

Program Dai Pemberdaya fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan local wisdom daerah intervensi yang ditunjuk. Para dai pemberdaya dan mudir pesantren mualaf sebagai ujung tombak perjuangan-perjuangan Dompet Dhuafa dalam menyebarkan kebaikan-kebaikan dan mengatasi permasalahan di masyarakat.

Dalam sambutannya, Herman Budianto selaku GM Lingkungan, Dakwah, dan Budaya Dompet Dhuafa, mengatakan bahwa gerakan ini dapat menjadikan bangsa Indonesia baldatun toyyibatun warobbun ghofur, yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya.

“Dai pemberdaya untuk mengoptimalkan wilayah-wilayah masing-masing, sehingga menjadi gerakan-gerakan bersama yang semakin besar. Jadilah orang-orang hebat, jadilah panutan yang luar biasa, yang menjadi pembaharu di sana, dengan menunjukkan kehebatan masing-masing di sana juga mualaf dai-dai mualaf yang ada di sini. Insyaallah dengan konsep yang terus bergerak tadi, kita akan mampu melakukan perubahan,” ungkap Herman.

Baca juga: Sebar Ajaran Islam ke Mancanegara, Cordofa Kirim Dai Ambassador ke Taiwan dan Hongkong

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Di era digitalisasi saat ini, peran dai menjadi sangat strategis dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Ahmad Shonhaji selaku Direktur Layanan Sosial Dakwah Budaya Dompet Dhuafa menuturkan, dakwah juga sudah harus masuk pada peran dakwah digital.

“Teman-teman … para dai, seperti yang dilakukan Dompet Dhuafa adalah melakukan shifting dengan masuk pada era digitalisasi. Termasuk juga pola dakwah kita juga harus masuk pada pola era digital,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ahmad Shonhaji menambahkan bahwa kekuatan digitalisasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan personal branding para dai. Pendekatan-pendekatan digital dan pengoptimalisasian media sosial, bisa menembus kelompok-kelompok milenial. Selain itu, konten-konten dakwah juga harus disesuaikan dengan kadar kemampuan dan kebutuhan masyarakat, karena dai sangat fleksibel.

Baca juga: Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa Sultra Gelar Khitan Massal bagi Anak-Anak Tobimeita

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Bergabung bersama Dai Cordofa Dompet Dhuafa, tentu berdasarkan pola-pola yang dilakukan Dompet Dhuafa dalam menjawab persoalan-persoalan keumatan. Di mana seorang dai menjadi sosok sentra, memberikan layanan kepada masyarakat, memberdayakan kaum dhuafa dan masyarakat, serta diharapkan dapat membantu menyuarakan aspirasi-aspirasi kebutuhan masyarakat.

Selaras dengan hal tersebut, Rahmad Riyadi selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika memaparkan keynote speech. Dalam speech-nya, Rahmad mengatakan bahwa dai perlu membekali diri, harus konkret, tidak hanya bekal dakwah, tapi juga ilmu yang lain.

“Oleh karena itu, kita ingin bahwa dalam melakukan pekerjaan, terutama dai pemberdaya dan dai mualaf ini, kita mengikuti visi dan misi Dompet Dhuafa, yaitu ada beberapa hal yang perlu kita harus bawahi, kita ini membebaskan. Hari ini bagaimana kita bisa membawa misi dakwah kita ini rahmatan lil ‘alamin dan bisa mencerahkan umat, sehingga fenomena yang ada di masyarakat ini bisa kita atasi bersama, baik itu fenomena kesulitan maupun pergerakan,” imbuh Rahmad.

Baca juga: Gelar Kajian Tentang Ziswaf, WNI di Pulau Kyushu Saga Ucap Terima Kasih pada Dai Ambassador Dompet Dhuafa Jepang

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Dompet Dhuafa Helat Stadium General

Ia berharap, para dai memiliki visi dan misi yang sama serta budaya yang sama, sehingga dan nantinya para dai akan membangun peradaban baru.

“Peran kita, seberapa pun kecilnya kita di daerah, ini yang dijadikan landasan untuk melakukan transformasi kelembagaan kita,” pungkas Rahmad.

Acara secara resmi dibuka oleh Rahmad Riyadi yang dilanjutkan dengan penampilan budaya oleh Tim Kampung Silat Jampang. Kemudian, berlanjut pada pemaparan materi LFA (Logical Framework Approach) oleh Syamsul Ardiansyah. (Dompet Dhuafa/Anndini)