Heriyanto, Relawan Pun Juga Pahlawan

PEKANBARU– Hari itu, warga Pekanbaru masih beraktivitas seperti biasa. Jalanan di Kota Pekanbaru tetap dipadati kendaraan bermotor. Kendaraan melaju pelan lantaran kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan membatasai jarak pandang. Sebagian pengendara memakai masker untuk membentengi diri dari menghirup udara kotor yang terkontaminasi asap. Sebagian lagi, masih ada yang belum menggunakannya.

Pada suatu pagi, tampak sekelompok orang berpakaian hijau kombinasi hitam di salah satu jalan di Pekanbaru, Riau. Mereka membagikan masker hijau kepada para pengguna jalan. Salah satu diantara mereka adalah Heriyanto, relawan yang paling aktif di setiap aksi kemanusiaan Dompet Dhuafa Riau.

Bergabung sejak 2014, pria berperawakan besar ini memang mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan sejak kuliah. Awalnya, Heriyanto sering membantu seminar-seminar yang diadakan oleh dompet Dhuafa. Kali ini ia terjun untuk menjadi relawan pembagi masker dan kegiatan respon kabut asap lainnya.

“Makanya saya coba gabung. Hampir setiap kegiatan kerelawanan dari Dompet Dhuafa saya usahakan ikut,” kata Heriyanto beberapa waktu lalu. Karena kesenangan itulah, Heri, panggilannya, betah menjadi relawan Dompet Dhuafa sampai sekarang. Termasuk saat Sumatera mengalami darurat asap seperti sekarang ini. Kabut asap ini pun cukup mengganggu aktivitas Heri sehari-hari sebagai advokat dan pengajar. Batuk-batuk dan mata perih sempat dirasakannya. Alhamdulillah, sekarang sudah lebih baik.

Pengalaman yang Heri rasakan adalah saat warga mengusir keberadaan mereka ketika membagikan masker secara gratis dan mengajak warga untuk berobat. “Waktu itu kita diusir oleh warga yang kita datangin, karena dikira mau jual masker. Setelah dijelasin dan ngajak berobat gratis, baru dia minta maaf,” cerita pria yang sedang sibuk bimbingan tesis di pascasarjana magister hukum Universitas Islam Riau ini.

Cita-Cita dan Kepahlawanan

Pekerjaan Heri saat ini sebagai advokat sejalan dengan cita-citanya. Pria yang mengidolakan Yusril Ihza Mahendra ini ingin membantu orang yang terkena kasus hukum. Dinilai oleh Heri, hukum saat ini masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Diakui Heri, relawan banyak melakukan pengorbanan. Oleh karena itu relawan pun pantas disebut pahlawan. “Mereka telah memberikan tenaga, pikiran, waktu dan juga terkadang materi untuk melakukan aksi kemanusiaan, sosial untuk masyarakat banyak tanpa mengharapkan pujian dan balas jasa,” ungkap pria kelahiran 13 Desember 1986 ini. Relawan pun bahkan tidak memerhatikan kondisinya yang lelah dan sakit yang mungkin timbul dari aksi-aksi yang mereka lakukan. (Dompet Dhuafa/Erni)