Hikmah di Balik Bencana Alam dalam Islam yang Wajib Muslim Ketahui

Dalam setiap peristiwa yang ada di alam semesta, tidak ada yang terjadi tanpa sebab akibat dan juga hikmah dibaliknya. Termasuk selalu ada hikmah di balik bencana alam yang terjadi di dunia ini bagi manusia. Dari setiap waktu ke waktu, zaman ke zaman, bencana alam selalu meliputi kehidupan kita. Mulai dari zaman para nabi hingga ke zaman manusia di abad modern kali ini.

Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 155-157, Allah berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami sedang menuju kembali kepada-Nya) (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157)”.

Dalam ayat ini jelas bahwa Allah akan senantiasa memberikan ujian kepada manusia dan salah satu diantaranya berupa musibah bencana alam. Ada yang terjadi karena ulah tangan manusia tapi ada juga yang memang di luar kehendak atau pengetahuan manusia. 

Apa Saja Hikmah di Balik Bencana Alam?

Agar apa yang terjadi dari setiap bencana tidak berlalu begitu saja, kita juga perlu untuk mengambil hikmahnya. Memang bencana alam membuat manusia menjadi sedih, kesulitan, banyak kerugian, hingga ketakutan.

Namun Allah juga menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini bukan tanpa hikmah dan tujuannya. Berikut ini adalah beberapa hikmah yang bisa kita ambil di balik bencana alam yang terjadi di dunia. 

  1. Mengingat Betapa Besarnya Kekuasaan Allah

Dari setiap bencana alam yang terjadi, kita bisa memahami bahwa ada sunnatullah (hukum-hukum Allah) yang diterapkan di alam semesta ini. Adanya pasang surut air laut, meletusnya gunung merapi, angin badai, dan berbagai macam fenomena alam lainnya bukanlah hukum yang dibuat oleh manusia. Hal tersebut terjadi karena Allah SWT telah menetapkan hukum-Nya.

Kita tidak bisa mengubah gunung merapi menjadi tidak meletus, karena jika itu terjadi ada hal kompleks yang akan terjadi di bumi hingga ke dasar laut. Kita juga tidak bisa menghilangkan hukum pasang surut air laut, karena hukum tersebut sudah tetap sebagai keseimbangan di muka bumi. 

Bencana alam di muka bumi hanyalah sebagian kecil dari musibah yang terjadi. Kita belum berbicara apa yang terjadi di seluruh tatanan semesta, mulai dari planet-planet yang lain, ledakan bintang, galaxy-galaxy yang semakin menjauh, dsb. 

Betapa sebenarnya hukum-hukum Allah sangatlah kompleks dan mengarah pada keseimbangan. Hal inilah yang seharusnya membuat kita semakin tunduk dan taat pada Allah, karena tidak ada satupun yang bisa menyaingi kekuasaan-Nya di seluruh jagad raya.  

  1. Menggali Ilmu Lebih Dalam

Dari bencana alam yang terjadi, seharusnya memotivasi kita untuk tunduk dan taat kepada Allah. Selain itu, sebagai manusia yang meyakini hukum dan kekuasaan-Nya, kita juga harus menggali ilmu lebih dalam. Menggali ilmu pengetahuan tidak akan membuat kita semakin jauh dari Allah. Justru semakin ilmu lebih diperdalam maka disitulah kita akan semakin menemukan betapa luar biasa dan dahsyatnya Allah SWT. 

Selain itu, jika kita memahami pengetahuan yang benar maka manusia bisa untuk meminimalisir bencana alam walaupun tidak bisa seutuhnya menghilangkan bencana. Misalnya, membuat rumah tahan gempa untuk daerah yang rawan gempa bumi, membuat alarm otomatis atas letusan gunung merapi dari lava yang mengalir, mendeteksi arah angin, hujan, dsb. Pengetahuan tersebut sebetulnya bukanlah milik manusia walaupun ditemukan oleh manusia, melainkan bukti dari kekuasaan Allah SWT. 

Hal ini juga seperti firman Allah SWT, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi Ulil Albab (orang yang berakal), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali Imran : 190-191)

  1. Dunia adalah Tempat yang Terbatas

“Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS Ghafir: 39) 

Ayat di atas juga menunjukkan bahwa dunia adalah tempat tinggal yang serba terbatas. Termasuk adanya bencana alam adalah bentuk keterbatasan dari kehidupan dunia. Berbanding terbalik dengan kehidupan akhirat di surga yang benar-benar kekal dan tanpa terbatas apapun.

Bencana alam di dunia mengingatkan bahwa bumi memang bisa rusak, kehidupan manusia akan menemukan batasnya dan kita akan dihadapkan pada akhir dari dunia ini. Apa yang terjadi saat ini masih berupa peringatan dan masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum datang bencana yang lebih besar lagi. 

  1. Menjauhi Berbuat Kerusakan di Bumi 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar-Rum: 41)

Di dalam ayat ini, Allah SWT juga memperingatkan manusia bahwa berbagai kerusakan dan bencana alam di muka bumi ada yang terjadi karena ulah tangan manusia. Banjir, longsor, terendamnya rumah-rumah dengan lumpur, adalah contoh bahwa bencana alam bisa terjadi karena hawa nafsu dan keangkuhan manusia. 

Manusia berpikir bahwa bencana alam diturunkan oleh Allah SWT secara tiba-tiba. Padahal, bisa juga terjadi karena ulah tangannya, kemalasannya berpikir, keengganan untuk merawat bumi, dan menganggap bahwa tempat hidupnya ini bukan sesuatu yang berharga. 

Padahal, jika kita sadar bahwa bumi adalah sebaik-baik tempat untuk tinggal manusia, maka seharusnya manusia bersyukur dan merawat dengan benar. Sayangnya, ada manusia yang justru berbuat zalim dan merugikan dirinya sendiri. 

  1. Bencana Bisa Datang Tanpa Diduga

Disadari bahwa bencana alam ada yang bisa kita antisipasi dan ada juga yang datang tidak diduga-duga. Saat itulah sebagai pengingat bahwa kapan saja kita bisa terkena musibah dan kapan saja usia kita bisa berakhir. 

Sebagai muslim yang bertaqwa sudah seharusnya kita senantiasa mengingat hal tersebut dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya tanpa mengenal waktu. 

Membantu Korban Bencana adalah Salah Satu Bentuk Syukur dan Kepedulian 

Menjelang akhir dan awal tahun, biasanya Indonesia dihadapkan dengan berbagai ujian. Kali ini di tahun 2021 menjelang 2022, Indonesia mendapatkan ujian bencana alam meletusnya Gunung Merapi Semeru. Warga di sekitar terpaksa harus mengungsi dan banyak yang kehilangan harta benda. Tidak disangka ada juga yang meninggal dunia dalam keadaan tak berdaya. 

Jika hari ini kita masih bisa menikmati udara segar, nikmatnya tempat tinggal, nikmatnya bekerja dan mencari rezeki sudah sepatutnya untuk kita bersyukur. Tak hanya mengucap syukur dalam hati dan lisan namun kita juga bisa mewujudkannya dengan membantu saudara-saudara kita yang sedang dilanda musibah. 

Jarak dan waktu yang memisahkan bukan menjadi masalah yang berarti, karena sahabat sudah bisa berbagi dan membantu mereka melalui Dompet Dhuafa. Donasi yang dikumpulkan akan diberikan dalam bentuk obat-obatan, kasur, makanan, terpal, dan kebutuhan darurat lainnya. Kita tidak pernah tahu. Mungkin saja bantuan kita saat ini bisa menyelamatkan kita kelak di akhirat, menyelamatkan kehidupan kita di dunia, dan membuka kebermaknaan hidup kita lebih luas.

Donasi sekarang untuk bantu korban bencana di sekitar Gunung Merapi!