LOMBOK UTARA — Desa Medana merupakan salah satu desa terdampak paling parah saat gempa bermagnitudo 7.0 SR mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, tahun lalu. Saat itu, setengah jalur di Desa Medana tertutup reruntuhan bangunan. Seperti penuturan Staf Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Desi Edian Sari, selain gempa tahun lalu, sejarah mencatat kawasan tersebut pernah terdampak gempa bumi besar pada media 1979, 2013, dan 2018. Hal tersebut mendasari tim PRB DMC Dompet Dhuafa untuk melakukan sosialisasi program Kampung Tanggap Bencana (KTB) di sana.
“Di tahap awal, selain melakukan KTB, kita akan sosialisasi program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lombok Utara, dan Pemerintah Desa Medana,” ungkap Desi, pada Jumat (20/9/2019).
KTB akan menyasar seluruh lapisan masyarakat dan SPAB akan bagi warga dan sekolah di Desa Medana. Desi menambahkan rencana pembinaan dalam rangakaian KTB meliputi pemberian sosialisasi kesiapsiagaan, pembentukan forum PRB, pembuatan peta kerawanan, pembuatan peta jalur evakuasi dan titik kumpul, pelatihan kedaruratan, pembuatan SOP kedaruratan, serta pembuatan peta 3 dimensi kenampakan wilayah.
“Pada sosialisasi yang kita lakukan kemarin, ada 51 peserta terdiri dari berbagai elemen seperti pemerintah desa, anggota BPBD, tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK, perwakilan guru-guru dari 10 sekolah, kader posyandu, kader pemerhati buruh migran. Kemudian kami juga melibatkan perwakilan LSM yang ada di Medana, anggota karang taruna, dan anggota majlis ta’lim. Rencananya programnya akan berjalan selama 6 bulan,” tambahnya.
Desi juga mengungkapkan bahwa respon dari masyarakat Desa Medana sangat positif. Itu terlihat dari antusias dan partisipasi mereka dalam proses sosialisasi. Ia menambahkan intervensi Dompet Dhuafa sebenarnya sudah ada di desa tersebut, saat melakukan fase respon gempa bumi 2013 dan 2018. Maka dari itu, tahun ini mengaktivasi upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Medana. Karena, selain gempa bumi cukup banyak ancaman lain di desa tersebut, yakni banjir, tsunami, angin putting beliung, longsor, kekeringan, abrasi dan erosi. (Dompet Dhuafa/Ika Saragih DMC)