Ingin Sekolah Hingga Perguruan Tinggi, Fajar Berharap Bisa Pulangkan Keluarga Ke Kampung Halaman (Bagian 2)

BOGOR — Rasa lega dirasakan Fajar, ketika berhasil sampai di SMART Ekselensia Indonesia. Selain beban orangtua dapat sedikit terkurangi, Fajar memiliki harapan tinggi setelah ia lulus nanti. Di masa sekolahnya yang hampir selesai, rasa syukur lebih dirasakannya. Teman-teman bermainnya yang dulu, kini sudah jauh dari saat terakhir kali Fajar bertemu.

“Teman-teman main saya di sana tetap saja sekarang bandel-bandel juga. Geng-gengan gitu, tapi ya enggak semua. Yang pendiam malah sulit berkembang. Alhamdulillah, saya bisa sekolah di sini. Mana udah gratis, lingkungan juga mendukung. Kalau saya tidak di sini, mungkin saya ikutan geng-gengan motor juga tuh,” lanjutnya.

Menurut Fajar, teman-temannya di asrama meskipun berasal dari berbagai latar belakang, semuanya kompak tanpa adanya rasa senjang. “Seru lah pokoknya seasrama sama mereka”. Organisasi dan kepemimpinan banyak ia dapati. Bahkan pada even-even LPI, Fajar seringkali dilibatkan dalam panitia inti.

“Saya dulu pernah jadi ketua panitia lomba mini soccer. Padahal itu perdana, tapi alhamdulillah semuanya bisa berjalan dengan lancar dan sukses berkat bimbingan dari guru dan dukungan teman-temannya,” ungkapnya.

Rasa syukur dan harapan besar selalu diungkapkannya untuk Dompet Dhuafa. Fajar selalu berdoa dan berharap Dompet Dhuafa dapat lebih dalam dan banyak menjaring anak-anak yang ada di daerah. Ia yakin masih banyak anak-anak di luar yang berpotensi tinggi. Namun terkendala dalam akses, fasilitas dan ekonomi.

“Ini saya saja yang terakhir dari Papua. Mudah-mudahan adik-adik saya di sana bisa menyusul ke sini,” tutupnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)