TANGERANG SELATAN — Rasa gembira dan haru seketika membuncah tatkala Rizki (20), menerima panggilan telepon dari salah satu Restoran Jepang di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan. Hari itu, Senin, 28 Agustus 2017, dirinya dipastikan diterima bekerja sebagai calon Chef di Restoran Jepang tersebut. Dengan antusias, ia mengatakan, siap untuk memulai training dan meneken kontrak yang ditawarkan.
Memasak bukanlah sesuatu yang baru bagi anak bungsu dua bersaudara ini. Dapat dikatakan, memasak adalah passion dan kesehariannya. Pada awalnya, ia terbiasa sendiri di rumah saat ayah dan ibunya bekerja dan pulang larut malam. Dari situlah ia mulai berinisiatif memasak untuk diri sendiri. Hingga kemudian timbul minat dengan dunia kuliner. Hal itu terus dilakukan secara intensif dan mulai memasak tak hanya untuk pribadi, tetapi juga untuk keluarga.
“Memang dari dulu dia (Rizki) sukanya masak. Kalau ibu sama bapak tidak ada di rumah, dia yang masak buat kita. Jadi kalau semua keluarga sudah pulang, makanan sudah ada di meja makan,” tutur Eka (31), sang kakak.
Kecintaan dan minat yang besar tersebut dengan tepat ia salurkan melalui Sekolah Kejuruan Pariwisata. Ia punya keyakinan dengan bersekolah di jurusan yang tepat, ia akan dengan mudah meraih impiannya untuk menjadi Chef professional, terlebih ia juga mendapat dukungan dari keluarga.
Tapi jalan menuju cita-cita yang diinginkan tak selamanya mulus. Ketika menjalani pendidikan, Rizki harus berkali-kali menerima panggilan dari pihak Sekolah. Itu karena beberapa bulan mengalami tunggakan pembayaran sekolah. Hal ini dirasakan wajar, karena hanya ibunda yang mencari penghasilan, setelah ayahnya, Ramdan (60), divonis mengalami sakit jantung dan harus menjalani rawat jalan.
Pada saat lulus, Rizki juga tak dapat langsung bekerja. Ia terkendala masalah adminitrasi yang belum terselesaikan dan berimbas pada ijazah yang belum dapat ia ambil. Setahun lamanya ia menunggu pekerjaan, selama itu pula ia melakoni pekerjaan serabutan dan membantu ibu berjualan bunga di Muara Angke, Jakarta Utara. Saat krisis itulah tekad Rizki menjadi begitu besar dan menguat untuk membantu mengangkat perekonomian keluarga.
Beruntung Dompet Dhuafa hadir di waktu yang tepat. Tak perlu menunggu lama, tim Lembaga Pelayan Mayarakat (LPM) Dompet Dhuafa langsung bergerak membereskan urusan administrasi Rizki. Setelah selesai, enam bulan kemudian ia diterima bekerja di Restoan Jepang terkemuka.
“Terima kasih para donatur Dompet Dhuafa telah membantu mengangkat kehidupan saya dan keluarga. Insyaa Allah pekerjaan ini tak akan saya sia-siakan dan saya jalankan dengan sungguh-sungguh,” ujar Rizki, saat ditemui di kediamannya Jalan H. Rean, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan. (Dompet Dhuafa/Rifky LPM)