Jangkau Korban Banjir Bandang Sangihe, Dompet Dhuafa Gulirkan Bantuan

KEPULAUAN SANGIHE — Hujan dengan intensitas tinggi, rata terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Masuknya musim hujan juga menjadi petaka di beberapa daerah, salah satunya di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Hujan lebat yang melanda wilayah tersebut dari 31 Desember hingga 2 Januari, memicu datangnya banjir bandang. Beberapa desa terkena dampak, sampai data terbaru setidaknya ada dua korban jiwa dari Kampung Lebo.

“Telah terjadi banjir bandang yang menimpa beberapa desa diantaranya Kampung Lebo dan Belengang, di Kecamatan Manganitu, serta Kampung Ulung Peliung di Kecamatan Tamako, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada Jumat (3/1/2020) dini hari. Info terkini, terdapat dua orang korban MD dari Kp. Lebo dan 1 orang hilang masih dicari tim SAR Gabungan dari Unsur Basarnas, TNI, Polri dan relawan,” jelas Nur Amalia, Bidang Progam Dompet Dhuafa Sulawesi Utara.

Dompet Dhuafa Sulawesi Utara bergerak cepat dengan langsung mensurvei lokasi. Kemudian tim relawan Dompet Dhuafa Sulawesi Utara mendirikan pos hangat sebagai langkah awal intervensi. Disamping itu, akses jalan dari Tahuna menuju Desa atau Kampung Lebo terputus. Karena ruas jalan di beberapa wilayah tertutup tanah longsor. Menuju Kampung Lebo hanya bisa menggunakan jalur laut menggunakan perahu.

“Kita lihat banyak bangunan padat penduduk yang sekarang rata dengan tanah. Karena banjir bandang di Desa Lobo, Kepualuan Sangihe tersebut. Tim Dompet Dhuafa sudah datang ke lokasi. Insya Allah kita langsung dirikan pos hangat. Kemudian juga akan kami gulirkan beberapa bantuan lainnya untuk masyarakat terdampak bencana,” terang Amalia.

Data dari BPBD Kabupaten Sangihe, setidaknya ada empat desa terdampak di dua kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Keempat desa tersebut ialah Lebo, Belengan dan Sesiwung di Kecamatan Manganitu. Satu desa yaitu Upel di Kecamatan Tamako juga terdampak banjir bandang. Jumlah ada sekitar 78 unit rumah yang rusak berat dan ringan, serta belum diketahui berapa jumlah bangunan umum yang rusak. Namun beberapa akses terputus karena tertutup longsor atau jembatan yang rusak. Hingga akhir pekan lalu, ada total ada 351 kk dari tiga desa yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kebutuhan logistik sebagai suplai makanan, selimut, popok bayi dan dewasa, pembalut, serta sembako dan obat-obatan menjadi bantuan yang paling dibutuhkan penyintas. (Dompet Dhuafa/Zul)