Dengan semangat tinggi, Ratikem (52 tahun) mengikuti Pelatihan Guru Inspiratif yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jogja. Tak menghiraukan jarak yang harus ia tempuh dan biaya yang harus ia keluarkan demi ilmu yang sangat ia dambakan.
Bertahun-tahun ia beserta suami merintis pendidikan untuk anak usia dini di kampungnya, Desa Teganing 3 Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan penderas nira ini sangat minim kesadarannya untuk berpendidikan.
Ratikem mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) bersama sang suami sejak tahun 1986. Tepatnya setelah ia kembali dari tanah rantau di Pulau Kalimantan untuk mengurus orang tua Ratikem yang semakin renta. Dengan tenaga dan modal pribadi Ratikem terus berupaya agar TK tersebut dapat berdiri dan terus berjalan.
Dari hasil suaminya bertani dan beternak kambing, kini Ratikem berhasil mengelola satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan satu TK. Diberi nama TK Putra Al-Hidayah. Dengan dibantu satu orang guru pengajar, PAUD kini memiliki 11 siswa dan TK 27 siswa.
PAUD dan TK Putra Al-Hidayah harus mengikuti perkembangan pendidikan di Indonesia. Itu yang menjadi semangat Ratikem. Salah satu semangat ia tunjukkan dengan mengikuti Pelatihan Guru Inspirasi untuk Guru honorer di Kulonprogo.
Meskipun harus mengeluarkan banyak biaya dari kantong sendiri, Ratikem tidak pernah menyerah. Cita-citanya untuk turut andil memajukan pendidikan di wilayahnya telah mengalahkan segala lelah dan pengorbanannya.
“Ilmu dari Pelatihan jauh lebih besar artinya dibanding segala upaya yang ia lakukan,” jelas Ratikem.
“Pengalaman yang bertambah, lebih tau mengenai dunia pendidikan di usia dini, dan menambah kreativitas untuk mengajar telah saya dapatkan selama mengikuti Pelatihan yang diadakan oleh Program Pendidikan Dompet Dhuafa Jogja ini. Maturnuwun sanget Dompet Dhuafa Jogja,” tambah Ratikem.
Zakia Sekar selaku penanggungjawab pelaksanaan program Guru Inspiratif menyampaikan program Guru Inspiratif di Kulonprogro perdana dilaksanakan tahun 2016. Ratikem salah satu peserta terjauh tempat tinggalnya dari lokasi peleksanaan program, namun semangatnya tak pernah sekali pun tampak redup. ( Dompet Dhuafa Jogja/Hmd)
Editor: Uyang