Jelajah Kurban Nusantara: Menilik Keasrian Budi Daya Ternak Kambing di Kota Santri (Bagian Dua)

CIANJUR, JAWA BARAT — Ngarit, Ngotrek, dan Ngampas, merupakan istilah kata dalam kegiatan mencari pangan di kelompok ternak Doka (domba dan kambing) Al-Ihwan di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

“Artinya yakni memotong rumput (ngarit), mengupas singkong (ngotrek), dan membuat atau membeli ampas tahu (ngampas). Agar tetap unik dan khas bahwa aktivitas kami dalam merawat ternak doka di Cianjur, juga bermaksud mencari pangan tanpa fermentasi,” ungkap Ayi Rahmat (35), selaku Ketua Kelompok Ternak Al-Ihwan.

Sejak 2009, ia mengawali pendampingan kelompok tani beras dan ternak doka di Cianjur. Namun ternaknya gagal karena banyak pencurian hewan ternak, juga warga lebih mengutamakan pertanian. Berangkat dengan 20 ekor doka dan gagal, berikutnya tahun 2016, Dompet Dhuafa memberikan 50 ekor hingga perkembangannya kini terdapat 300 ekor doka.

“Pencapaian kami juga dari segi jumlah bobot domba dan kambing hingga lolos QC (Quality Control) Dompet Dhuafa untuk Qurban. Juga sudah menjadi standard kami untuk melakukan QC internal terlebih dahulu sebelum Dompet Dhuafa melakukan QC lagi,” lanjutnya ketika berbincang dengan tim Dompet Dhuafa di Saung Kahadean, Sentra Ternak Doka (Domba Kambing) Al-Ikhwan Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Kamis (27/6/2019) lalu.

“Terdapat empat kelompok ternak dengan jumlah total 300an ekor domba dan kambing. Penghasilan tambahan mereka dari ternak rata-rata 2 jutaan rupiah/bulan, stabil selama setahun,” ungkap Ayi. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)