JAKARTA — Waktu terus bergulir maju, tak terasa tahun 2016 berakhir. Begitu banyak kenangan yang tercatat dalam satu tahun ini. Hitam putih kenangan menjadi warna dalam lika-liku kehidupan, yang sejatinya fana ini. Namun bermanfaatnya seorang Muslim terhadap yang lainnya menjadi tolak ukur mendapatkan derajat “Sebaik-baiknya Insan”.
Himpitan ekonomi hingga saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat. Khususnya bagi mereka yang berada dibawah garis kemiskinan. Jangankan untuk menikmati keindahan malam tahun baru yang biasanya sebagian orang merayakannya dengan perasaan bahagia, untuk sekedar membuat dapur mereka “mengepul”pun, harus berjibaku dalam mengais rezeki.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya“. Hadist tersebut menerangkan, sebagai seorang muslim sepatutnya peduli terhadap sesamanya. Sama halnya ia mencintai sesuatu yang ia cintai.
Oleh karena itu, dalam rangka menutup akhir tahun, Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa mengadakan program “Kado Akhir Tahun”. Program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk berbagi kepada sesama di akhir tahun. Semua ini bertujuan agar orang-orang yang belum dapat merasakan kebahagiaan, turut mendapatkan kebahagiaan layaknya orang menyambut tahun baru.
“Sasaran dari program ini ialah janda tua, anak yatim dan guru mengaji yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat, serta lansia yang hidup sebatang kara tanpa adanya sanak famili yang mendampingi,” tutur Rifky, Koordinator program LPM Dompet Dhuafa.
Rifky menambahkan, program ini tersebar di wilayah Jabodetabek yang disebarkan oleh para relawan LPM Dompet Dhuafa, dan bergulir dari tanggal 26 Desember hingga 31 Desember 2016.
“Terimakasih kepada para donatur dan segenap keluarga besar Dompet Dhuafa. Mudah-mudahan ini menjadi kado manis akhir tahun yang bermanfaat bagi kita semua. Tentu ini menjadi semangat baru untuk saling berbagi di tahun 2017 kelak. Amin,” tutur Hastuti (42), seorang janda sebatang kara yang berprofesi sebagai guru mengaji di Kampung Rawa Kalong, Limo. (Fajar/Dompet Dhuafa)