Kehadiran Kelambu, Lindungi Bayi Di Pengungsian

AMBON — Sudah sejak hari pertama gempa, Aisya, bayi 10 bulan tersebut harus tidur di pengungsian. Berbekal tenda dari terpal, bayi malang tersebut harus tidur dengan terpaan dinginnya angin malam. Pengungsian berada di tengah pepohonan juga membuat Aisya tidak aman dari gigitan nyamuk dan serangga lainnya.

“Sudah sejak hari pertama, kalau malam di pengungsian dingin. Belum kalau hujan datang. Kalau nyamuk sudah pasti,” terang Ima, ibu dari Aisya.

Dompet Dhuafa pun merespon keluhan dari warga. Setelah mengadakan Taman Ceria dan aksi kesehatan, kini pembagian Kelambu menjadi target tim. Sasaran dari bantuan kelambu menyasar bayi dan balita di pengungsian. Kondisi pengungsian yang seadanya menjadi riskan terhadap kesehatan, khususnya bagi bayi. Seperti yang terjadi di pengungsian Desa Liang, dimana setidaknya ada 70 bayi di bawah usia setahun dan 486 anak di bawah lima tahun atau balita.

“Pengungsian Desa Liang menjadi target kami. Di sana banyak data bayi di bawah setahun dan juga balita. Mereka menjadi kelompok paling rentan terhadap penyakit di pengungsian,” terang Maizar Helmi, selaku Koordinator Respon Dompet Dhuafa untuk Gempa Maluku.

Oleh karena itu, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) membagikan paket kelambu kepada pengungsi di Desa Liang, Maluku Tengah. Dengan kelambu, harapannya bayi-bayi yang ada di pengungsian, mendapat perlindungan lebih baik terhadap penyakit.

“Progam pembagian kelambu menyasar bayi di bawah setahun. Karena kehidupan di pengungsian sangat rentan bagi bayi usia tersebut. Bahkan di lapangan sudah ditemukan bebrapa bayi yang mengalami bintik merah di kulitnya,” tambah Maizar.

Seperti pada pemberitaan sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Ambon dan sekitarnya. Hingga hari ini, masyarakat masih tetap bertahan di pengungsian. Mengingat gempa susulan terus terjadi dengan intens. (Dompet Dhuafa/Zul)