Kerjasama dengan Kemenkes Wujudkan Swakelola Program Sosialisasi dan Koordinasi Gerakan Sehat Lansia

JAKARTA — Dalam upaya mendukung pemerintah dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Dompet Dhuafa melakukan kerjasama dengan Direktorat Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementrian Kesehatan. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan terkait Pelaksanaan Swakelola Program Sosialisasi dan Koordinasi Gerakan Kesehatan Lanjut Usia, pada Selasa (6/8/2022), di Le Méridien Jakarta, Tanah Abang, DKI Jakarta.

Kesepakatan ini dilakukan oleh Direktur Dakwah, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Ahmad Sonhaji, Direktur Resource Mobilization (REMO) Etika Setiawanti dan Direktur Usia Produktif dan Lansia Kemenkes drg. Kartini Rustandi, M.Kes. Dompet Dhuafa menyatakan komitmen untuk mewujudkan minimal 1000 lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif) melalui pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang akan dicanangkan berupa edukasi, pemeriksaan kesehatan dan deteksi dini kesehatan fisik maupun mental.

Dalam sambutannya, drg. Kartini Rustandi, M.Kes mengatakan, program ini memerlukan strategi implementatif yang melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti organisasi profesi atau organisasi kemasyarakatan. Hal ini berguna demi kesinambungan program.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2022, penduduk Indonesia mencapai 274,74 juta orang dengan jumlah pekerja sebanyak 135,61 juta. Proporsi usia kerja yang terus saja meningkat menjadi tantangan namun juga peluang. Diperkirakan, puncak bonus demografi di Indonesia terjadi pada tahun 2035, yaitu kondisi di mana mayoritas penduduknya berada pada usia produktif. Dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada masa tersebut, Indonesia memiliki peluang menjadi negara maju.

Di samping itu, fenomena penuaan penduduk (ageing population) yang proyeksinya akan mencapai 19,9% di tahun 2045, dapat menjadi bonus demografi kedua bagi Indonesia. Namun, hal ini bisa terjadi jika para lanjut usia (lansia) masih bisa berdaya dan produktif. Meski begitu, berdasarkan hasil Riskesdas 2018, terjadi peningkatan faktor risiko perilaku penyebab prevalensi penyakit tidak menular, yaitu antara lain sebanyak 95,5% penduduk kurang mengkonsumsi buah dan sayur, sebanyak 33,8% penduduk memiliki kebiasaan merokok, dan 33,5% penduduk kurang beraktivitas fisik. Hal ini menandakan perlunya penguatan promotif dan preventif.

Etika Setiawanti menyebutkan, target pelaksanaan program ini akan berada di 4 (empat) kabupaten/kota di 2 (dua) provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Sumatera Selatan, yang akan berlangsung hingga 30 November 2022. “Program ini akan menjadi program berkelanjutan di bidang pembangunan kesehatan dalam rangka mendukung pengembangan SDM Indonesia yang unggul,” ujarnya.

Selaras dengan itu, Ahmad Sonhaji turut menambahkan, program kerjasama ini mengoptimalkan peran lansia sebagai Agent of Change (AoC) dalam ruang lingkup peningkatan pengetahuan, kemampuan mengedukasi sesama lansia, terlibat aktif dalam skrining dan layanan kesehatan lansia. Upaya tersebut berkoordinasi dengan puskesmas setempat di wilayah kerja LKC Jateng dan LKC Sumsel melalui penguatan pos sehat Dompet Dhuafa dengan semua stakeholder terkait.