TANGERANG — Lebaran telah tiba. Setelah sebulan penuh menunaikan puasa. Menahan lapar, dahaga, hingga nafsu, semua itu dilakukan demi memperoleh kebermanfaatan dari berkahnya Ramadhan. Puncaknya, orang-orang melaksanakan sholat ied di masjid terdekatnya masing-masing. Lalu bergegas silahturahmi dengan keluarga atau tetangga setempat, sambil diiringi obrolan hangat dan santapan ringan.
Namun tidak semua orang bisa meluangkan waktu untuk bertemu keluarga besarnya yang berada di wilayah berbeda. Terutama bagi mereka yang merantau. Entah karena alasan uang transport yang terbilang mahal atau ada alasan pekerjaan. Bahkan ada juga soal kesehatan yang kurang memungkinkan.
Kali ini, Dompet Dhuafa melalui tim BRP (Bimbingan Rohani Pasien), bekerja sama dengan RSU Kabupaten Tangerang dan RSUD Balaraja mengadakan “Berbagi Ketupat Di Hari Raya Bersama Pasien dan Keluarga Pasien,” pada Rabu (5/6/2019). Baik keluarga pasien atau staff RSU bisa menikmati ketupat gratis sepuasnya. Kegiatan tersebut menargetkan 120 penerima manfaat di setiap lokasinya. Jadi totalnya 240 penerima manfaat. Namun jumlah ini bisa lebih. Lantaran penerima manfaat ketagihan setelah sekali coba ketupat yang disediakan tim BRP Dompet Dhuafa.
“Di hari raya sekarang, yang biasanya warga muslimin saling berkumpul bersama keluarga. Namun tidak bisa karena harus berada di rumah sakit. Kita ingin memberikan suasana lebaran walaupun di rumah sakit. Sehingga mereka merasakan (suasana) seperti di rumah sendiri. Bahkan tadi ada yang menambah dua kali,” ujar Dendy, selaku PIC Berbagi Ketupat Hari Raya Bersama Pasien di RSU Kabupaten Tangerang.
Kerinduan akan keluarga memang tertampak di masing-masing wajah penerima manfaat. Salah satunya Ajes (44), lelaki yang datang ke RSU Kabupaten Tangerang untuk menemani adiknya melahirkan.
“Kebetulan setelah sholat ied Saya langsung ke sini dan belum sarapan. Namun karena belum masuk waktu jenguk, jadinya saya sedang menunggu dan melihat itu (gerai bagi ketupat). Lumayan buat ngisi perut,” ujar lelaki yang tinggal di Gelam Jaya, Pasar Kemis, Tangerang.
Lebih jauh Ajes menyayangkan lebaran kali ini tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Bandung. Padahal biasanya dia bersama keluarganya pergi pulang kampung. Namun selain persoalan adiknya yang sedang melahirkan, ia juga menuturkan kesulitan biaya untuk pergi ke sana. Jadinya untuk kali ini, lebaran hanya di Tangerang yang merupakan tempat kelahiran sang istri.
“Semoga mereka (keluarga) yang berada jauh di sana selalu sehat dan panjang umur,” tutup bapak lima anak tersebut. (Dompet Dhuafa/Fajar)