Kisah Dai Ambassador: Apakah Nama Kota Makati di Manila Terinspirasi Kata Makkah?

Dai Ambassador Dompet Dhuafa Filipina

MANILA, FILIPINA — Selama mengemban tugas dakwah di Negeri Mutiara Laut dari Orien, Dai Ambassador Dompet Dhuafa, yakni Ustaz Andi Triyawan, bermukim di Manila, tepatnya di Kota Makati. Kota ini adalah satu dari 17 kota yang membentuk bagian dari wilayah metropolitan yang padat dengan beragam kebudayaan. Makati juga terkenal sebagai pusat keuangan di Filipina, serta memegang peranan penting dalam bisnis, ekonomi, dan budaya.

Julukan utama dari kota ini adalah Financial Capital of the Philippines atau Ibu Kota Keuangan Filipina. Kota Makati pun telah mengalami perkembangan yang pesat sejak dinyatakan sebagai munisipalitas pada tahun 1670. Kata Munisipalitas sering digunakan untuk merujuk pada kota-kota dan wilayah perkotaan yang memiliki pemerintahan sendiri. Namun, transformasinya menjadi pusat keuangan yang penting baru dimulai pada pertengahan abad ke-20, ketika banyak perusahaan multinasional dan perbankan memilih untuk mendirikan kantor pusat dan fasilitas operasional mereka di kota ini.

Berkat lokasinya yang strategis, kebijakan pro bisnis, dan infrastruktur yang berkembang pesat, Makati telah menarik minat banyak perusahaan besar, termasuk perusahaan teknologi dan layanan keuangan. Julukan “Financial Capital of the Philippines” bukanlah sekadar omong kosong. Sebab, Makati telah menjadi tuan rumah bagi sebagian besar bank utama, institusi keuangan, dan perusahaan terkemuka di Filipina.

Baca juga: Ikuti Zaman, Dai Ambassador di Manila Gunakan Quizis dalam Berdakwah, Jangkau Lebih Banyak Jemaah

Dai Ambassador Dompet Dhuafa Filipina
Potret jalanan di Kota Makati, Manila, Filipina.

Kawasan Bisnis Pusat Makati atau Central Business District Makati adalah rumah bagi beberapa pencakar langit tertinggi di negara ini, yang menampilkan ikon arsitektur modern dan jaringan jalan yang padat. Bangunan-bangunan pencakar langit tersebut di antaranya seperti Ayala Tower One dan PBCOM Tower, menjadi simbol kekuatan ekonomi dan keuangan Makati.

Selain menjadi pusat bisnis, Makati juga menawarkan beragam hiburan dan kesempatan belanja. Dengan sejumlah pusat perbelanjaan terkemuka, seperti Ayala Center dan Greenbelt, serta restoran-restoran mewah dan tempat hiburan malam yang trendi, Makati menarik banyak orang dari segala lapisan masyarakat untuk bersantai dan menikmati gaya hidup kelas atas.

Namun, Makati tidak hanya tentang kekayaan dan kemewahan. Kota ini juga memiliki sisi budaya yang kaya. Misalnya, Ayala Museum yang menampilkan koleksi seni dan artefak sejarah yang penting bagi budaya Filipina. Di samping itu, Makati juga menjadi tuan rumah berbagai festival budaya dan acara seni yang mempromosikan seni, musik, tari, dan tradisi lokal.

Baca juga: Kisah Dai Ambassador 2024: Bukber Bersama Masyarakat Muslim Internasional di KBRI Manila

Dai Ambassador Dompet Dhuafa Filipina
Dai Ambassador Dompet Dhuafa menyusuri jalanan di Kota Makati, Manila, Filipina.

Selain sebagai pusat bisnis, Makati juga dikenal sebagai kota yang ramah investasi dan inovasi. Pemerintah lokal terus berusaha untuk menciptakan iklim bisnis yang kondusif, menawarkan insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dan berkembang di kota ini. Hal ini mencakup penyediaan infrastruktur modern, pelayanan kesehatan, dan pendidikan yang berkualitas, serta keamanan yang baik.

Nama “Makkati” konteks kota di Filipina, yakni Makati City, tidak memiliki hubungan langsung dengan nama “Makkah” atau “Mecca” yang merujuk kepada kota suci di Arab Saudi. Makati City di Filipina adalah sebuah kota yang terletak di Metro Manila, wilayah metropolitan utama di Filipina. Nama “Makati” diduga berasal dari kata “Makati” dalam bahasa Tagalog yang berarti “banjir pasang”, karena daerah tersebut dulunya sering banjir pada musim hujan.

Ustaz Andi Triyawan, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024