Kisah Omen, Salah Satu Penerima Manfaat Tebus Ijazah Dompet Dhuafa

Romi Omen saat bekerja di salah satu mimimarket di bilangan Ciseeng, Bogor. (Foto: Fajar/Dompet Dhuafa)

Jalan yang berlubang ditambah cuaca yang kadang kurang bersahabatpun tak gentar ia lewati setiap harinya untuk mengais rezeki pemuda 21 tahun ini. Romi Omen namanya. Ia tinggal di Kampung Cikodom, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sehari-harinya ia bekerja sebagai kasir di salah satu minimarket di bilangan Ciseeng Bogor.

Omen, demikian Romi akrab disapa oleh rekan-rekannya, tinggal bersama ibu dan beberapa orang kakaknya di rumah orangtuanya. Ia merupakan anak bungsu dari 8 bersaudara. Ayahnya telah wafat pada pertengahan tahun 2013 lalu lantaran sakit.

Sebelumnya, ia bekerja di pasar, kadang sebagai kuli panggul, penjaga kios sampai tukang ojekpun ia jalani demi mendapatkan lembaran rupiah yang halal. Sedangkan sang Ibu, merupakan guru ngaji di kampung yang pendapatannya kurang menentu setiap saatnya.

Hingga pada saat lulus SMA di kawasan Parung, ia tak dapat bekerja di tempat yang diharapkan. Hal ini lantaran karena setiap tempat yang ia datangi membutuhkan minimal ijazah SMA. Sedangkan ia tak memiliki biaya untuk menebus ijazahnya yang ditahan oleh pihak sekolah karena beberapa tunggakan yang belum dilunaskan.

Pada akhirnya, ia bertemu dengan tim Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa. Ibu Omen dan dirinya menjelaskan keadaan ekonomi keluarganya yang serba kesulitan. Setelah melengkapi dokumen yang diminta, melalui Program Tebus Ijazah, akhirnya Omen bisa mendapatkan ijazah tersebut demi tekadnya mendapatkan pekerjaan yang ia harapkan.

“Sekarang mah susah kalau cari kerja gak punya ijazah, di mana-mana ditolak, Alhamdulillah Dompet Dhuafa datang dan menebus Ijazah saya,” tutur Omen.

Ia pun berterima kasih kepada donatur Dompet Dhuafa yang telah membantunya. Ia pun bertekad dapat membahagiakan keluarganya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (fajar/gie)