Kisah Pelayan Masyarakat

JAKARTA — Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Persoalan kemiskinan memang tidak asing lagi di telinga, sebab persoalan ini tumbuh tidak jauh dari kehidupan kita. Setiap kali kita melangkah, selalu beriringan dengan permasalahan yang sudah lama menjamur di lingkungan kita. Bahkan sampai meluas ke pelosok Indonesia.

Potret itulah yang menjadi alasan kenapa Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, hadir di tengah-tengah masyarakat. Khusnya untuk kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan kita semua. Sebagai Lembaga Amil Zakat, tentunya Dompet Dhuafa sangat konsen dalam upaya pemberdayaan dan mengangkat harkat martabat kaum dhuafa. Baik dalam sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, maupun pelayanan karitas. Sehingga kaum dhuafa dapat kemudahan dalam mendapatkan akses pelayanan. Maka kehadiran LPM Dompet Dhuafa sungguh menjadi tumpuan harapan kaum dhuafa dalam mendapatkan pelayanan, untuk mengurangi beban kehidupannya.

Ternyata di balik itu semua, ada kisah suka dan duka yang dialami oleh tim LPM Dompet Dhuafa. Mereka terkadang harus rela menahan emosi dan mengedepankan kesabaran dikala berhadapan dengan mustahik yang tidak tahu akan kondisi saat menerima bantuan. Sebagian ada yang merasa kurang puas atas nominal bantuan yang diberikan oleh LPM Dompet Dhuafa, tak sedikit komplain datang.

Taufan, selaku bagian dari tim komunikasi program LPM, memberikan tanggapannya terkait momen duka yang pernah dialami, “Kalo dukanya terkadang kita gak selalu bisa membantu sesuai pengajuan. Karena keterbatasan dana yang tersedia. Ada mustahik yang mengerti, ada juga yang tidak. Terkadang ada juga mustahik yang gak terima dengan nominal bantuan, kemudian mereka mengajukan komplain”.

Walaupun sering mendapat komplain, tapi tim LPM Dompet Dhuafa tetap sabar dan melayani sepenuh hati. Bentuk keihklasan itu nampak ketika mereka menanggapi komplain yang diajukan oleh para mustahik yang merasa kurang puas atas bantuan yang ia terima.

“Cara mengatasinya kita tidak boleh menyalahkan mustahik, karena ini sifatnya pelayanan. Jadi kalau ada yang komplain, kita coba cari tahu mengapa ia komplain. Kemudian kami perlahan menjelaskan, Insyaa Allah lama kelamaan mustahik akan mengerti,” tambahnya

Disisi lain ada juga perasaan senang yang dirasakan oleh tim LPM Dompet Dhuafa saat memberikan bantuan kepada mustahik. “Merasa senang saja di sini, gak hanya bekerja. Tetapi kita sembari beramal juga. Apalagi kalau kita bertemu mustahik, jadi mengajarkan kita untuk lebih banyak bersyukur. Ternyata banyak orang yang kehidupannya gak seberuntung kita. Jadi lebih semangat kerja membantu sesama, menebar kebaikan. Tetapi banyak juga mustahik yang terima berapapun bantuan kita, dan mereka mendoakan kita, serta mengucapkan terimakasih,” tutup Taufan. (Dompet Dhuafa/Rico SR)