JAKARTA — Masih tersiar luas dalam pemberitaan tentang beragam kasus yang melibatkan anak-anak. Pada umumnya anak-anak hadir sebagai korban dari kasus yang ada di pemberitaan. Kekerasan terhadap anak, dari mulai yang ringan hingga menghilangkan nyawa, masih kerap mengisi halaman pemberitaan. Tentu tak hanya itu saja, masih banyak peristiwa atau kasus lainnya yang menjadi perbincangan.
Kompleknya masalah yang dihadapi anak-anak, terutama yang erat kaitannya dengan masalah kemiskinan, membuat badan PBB untuk anak-anak (Unicef) menjalin silaturahmi dengan Dompet Dhuafa. Pada Rabu (28/10), Representatif Unicef untuk Indonesia, Gunilla Olsson, mengunjungi kantor Dompet Dhuafa. Kunjungan yang diterima langsung oleh Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi, dan jajaran direksi Dompet Dhuafa lainnya, ingin mewujudkan kolaborasi terbaik dalam menangani kasus terhadap anak-anak.
Anak-anak dari keluarga miskin memiliki peluang lebih besar untuk tidak mengenyam pendidikan dasar, lantaran sulitnya akses pendidikan untuk mereka. Kesehatan yang rendah, kurangnya nutrisi dan tingginya angka kekerasan terhadap anak juga menjadi dampak dari kemiskinan terhadap anak-anak. Karena anak yang tumbuh dalam lingkar kemiskinan juga berpeluang besar untuk melestarikan kemiskinan hingga mewariskannya kepada generasi berikutnya.
“Saat mereka tak memiliki kekuatan ekonomi, maka mereka tidak dapat mengakses pendidikan berkualitas. Ketika mereka tidak berpendidikan, tentu mereka akan tetap miskin. Bisa jadi terus hidup di lingkaran setan kemiskinan,” ungkap Parni Hadi.
Dalam datanya, Unicef menyebutkan ada 6,8 juta anak Indonesia di usia 7-18 tahun, tidak dapat bersekolah. Sementara itu, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami kekurangan gizi kronis.
Karena itulah, Dompet Dhuafa menyambut baik silaturahmi dari Unicef yang tentu kedepannya akan membuahkan beragam kerjasama untuk mengatasi hal tersebut. Bahkan Parni Hadi menargetkan, dalam waktu enam bulan kedepan kerjasama ini dapat terwujud. Perhatian lebih dari Dompet Dhuafa terhadap anak-anak Indonesia, menjadi salah satu modal utama mengawali kerjasama ini.
“Masih banyak masalah yang dihadapi anak-anak Indonesia, mari kita bergerak dan harus berkontribusi,” tutup Parni Hadi. (Dompet Dhuafa)