Komitmen Penanggulangan Bencana, Dompet Dhuafa Sepakati Kerja Sama dengan BNPB

PANGKALAN BARU, BANGKA BELITUNG — Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2019, memasuki tahap akhir. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (11-13/10/2019), dengan isian seminar, pelatian dan pameran edukasi kebencanaan, mewarnai Oktober di Kepulauan Bangka Belitung. Rangkaian tersebut kemudian ditutup dengan penandatangan kesepakatan bersama di Novotel Bangka Hotel and Convention Center, Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (13/10/2019).

“Merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan. Karena Dompet Dhuafa sudah membuktikan kepada publik sebagai lembaga kemanusiaan yang aktif dan terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan. Baik aksi di dalam negeri maupun luar negeri. Karena itu, syukur Alhamdulillah terpanjat. Dalam hal ini, bekerja sama dengan BNPB, terjalin manis dengan MoU. Sebagai konsekuensi dan konsistensi Dompet Dhuafa dalam aksi-aksi respon kemanusiaan,” ujar Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Dakwah Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa, di sela penandatanganan MoU tersebut.

Sambutan dari Doni Monardo, selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Erzaldi Rosman, selaku Gubernur Bangka Belitung, menandai penutupan rangkaian kegiatan tersebut. Pertunjukan tarian seni kebudayaan Indonesia dan pemaparan materi tentang pentingnya partisipasi seluruh pihak dalam merespon kebencanaan ataupun pemulihan pasca kebencanaan, turut mewarnai penutupan Bulan PRB.

“Dompet Dhuafa, melalui Disaster Management Center (DMC), selain melakukan mitigasi kebencanaan juga menjalankan tugas hingga tahap recovery. Karena bencana tidak hanya ramai di awal, tapi juga sentuhan bantuan butuh hingga masa pemulihan,” tambah Ahmad Shonhaji.

Bulan PRB kali ini mengusung tema “Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem dan Investasi”. Harapannya melalui kegiatan tersebut, mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana berbasis riset teknologi dan kebudyaan.

“Ketika melakukan recovery atau pemulihan wilayah terdampak bencana, kami juga memperhatikan ekosistem dan budaya sebagai kearifan lokal setempat. Dengan kearifan lokal, kerja-kerja di amsa recovery akan semakin mudah dalam menjalankannya,” jelasnya.

Ahmad Shonhaji juga melanjutkan, ”Kami akan meningkatkan lagi kapasitas tim DMC dan aspek-aspek lainnya. Baik dalam aspek rescue hingga ke tahapan recovery”. (Dompet Dhuafa/Fajar)