Herman (40) sang kakak, tengah menemani sang adik, Irwanda (24) menjalani perawatan medis di RST Dompet Dhuafa. (Foto: Uyang/Dompet Dhuafa)
Ditemani Herman (40) sang kakak, Irwanda (24), salah satu pasien Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa terlihat lemah tak berdaya. Wajahnya begitu pucat pasi. Sudah hampir 3 bulan lamanya, ia menjalani perawatan medis di rumah sakit gratis khusus kaum dhuafa itu. Sang dokter mendiagnosanya terkena komplikasi penyakit liver dan Jantung.
“Rasanya nggak enak banget badan saya ini. Mau makan aja nggak selera, kepala pusing rasanya. Kasian juga abang saya dan orangtua yang udah nunggu saya di rumah sakit,” ujar pemuda yang akrab disapa Iwan ini.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai kuli bangunan ini menceritakan, awalnya ia tidak begitu mengetahui akan kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. Namun, ia mengaku, pola makan yang tidak teratur, kebiasaan merokok, dan terkena polusi ditempat kerjanya menjadi penyebab penyakit yang cukup mematikan ini mulai menggerogoti tubuh sehatnya.
“Saya nyesel rasanya. Kesehatan itu memang penting untuk dijaga. Kalo udah ngerasain sakit kayak gini baru terasa banget nyeselnya,” ujarnya lirih.
Sebelumnya Herman mengaku sempat kebingungan dan ragu membawa sang adik untuk mendapatkan pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Pasalnya, biaya perawatan dan pelayanan medis yang dirasanya begitu tinggi menjadi kendala utama untuk melakukan pengobatan.
“Mahal banget biaya pengobatan. Buat makan aja susah, apalagi buat berobat. Saya bener-bener hampir putus asa saat itu,” ujar warga asal Ciseeng, Bogor, Jawa Barat ini.
Beruntung, di tengah kekhawatirannya tersebut, tetangganya menyarankan Herman untuk membawa sang adik mendaftarkan diri di Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa. Pelayanan medis tanpa biaya yang ditawarkan RST, membuatnya merasa tertolong dan berharap segera mendapatkan pengobatan.
“Alhamdulillah bisa di rujuk ke RST Dompet Dhuafa, saya cuma pengen minta doanya sama semuanya biar adik saya bisa cepet sembuh,” harapnya. (uyang)