Kondisi Terkini Bencana Banjir dan Tanah Longsor Di Kabupaten Lima Puluh Kota

SUMATERA BARAT — Banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Hujan lebat yang terus mengguyur kabupaten tersebut, menyebabkan Sungai Sumpur meluap dan longsor di tebing, serta perbukitan. Menurut laporan Dompet Dhuafa Siggalang, sebanyak delapan kecamatan dan 13 nagari terdampak langsung dari banjir dan tanah longsor yang meliputi Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Mungka, Harau, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Sulikik, dan Empat Barisan.

Sampai saat ini, tercatat korban meninggal dunia akibat tanah longsor tersebut mencapai enam orang, yakni Doni fernandes (31), Teja (19), Yogi Saputra (23), Muklis alias Ujang (45), Karudin (25), dan seorang bayi yang baru berumur dua hari. Sementara itu, dua orang luka berat atas nama Syamsul Bahri (22), dan Candra (42).

Sedangkan banjir merendam ratusan rumah. Di Jorong Ranah Pasar, terdapat 150 rumah terendam banjir, Jorong Ranah Baru 50 rumah, dan Jorong Abai 50 rumah. Lima dusun terisolir, lantaran banyak jalan termasuk jalur nasional penghubung Sumatera Barat-Riau terputus. Hal tersebut karena longsor terjadi di empat titik di Koto Alam Kilometer 17.

Sampai saat ini, posko utama penanganan bencana didirikan di kompleks kantor bupati lama. Tim masih fokus pada pencarian korban longsor yang kebanyakan terjebak di dalam mobil di jalan nasional. Bupati Kabupaten Limapuluh Kota pun telah menetapkan waktu tanggap bencana selama tujuh hari, yakni pada 3-9 Maret.

Respon darurat Dompet Dhuafa Singgalang yang sudah dilakukan sampai saat ini antara lain pembenahan posko dan aktivasi anggota di posko utama. Tim juga telah melakukan pembersihan lokasi dari materi longsor yang masih menutupi badan jalan. Selain juga terus fokus pada pencarian korban longsor. (Dompet Dhuafa/Dea)