Kurban THK Sebagai Jalur Dakwah

TRENGGALEK — Kurban bukan hanya bisa menjadi pemenuhan kewajiban seorang hamba. Kurban bisa juga menjadi sarana bagi seorang hamba dalam berdakwah dan membuka pintu-pintu hidayah untuk sesama. Kisah ini datang dari sebuah desa di kaki Gunung Linggo, yaitu desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Trenggalek, Jawa Timur. Kontur daerahnya yang berbukit dan dikelilingi banyak lereng, membuat masyarakat setempat hanya bisa hidup dengan mengonsumsi nasi iwul. Masalah lainnya adalah lahan yang dimiliki warga semakin sempit. Sehingga masyarakat yang sebagian besar menjadi petani, kini mengarap hutan untuk berladang.

Mayoritas masyarakatnya masih memegang teguh ilmu kejawen. Namun hal itu berubah setelah tahun 2004. Para orangtua sudah mulai mengirim anak-anaknya untuk mengaji. Hal itu diawali dari adanya program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa, pada 2004 lalu. Program ini memilih Desa Nglebo sebagai salah satu lokasi diadakannya pembagian hewan kurban yang diamanahkan kepada Dompet Dhuafa.

Ternyata, THK bukan saja berhasil membagikan kebahagiaan semarak Idul Adha di desa ini. Namun juga berhasil memperkenalkan cahaya Islam kepada masyarakatnya.

“Alhamdulillah, kurban dari Dompet Dhuafa menjadi sarana dakwah yang luar biasa. Sejak di mushola kami ada kurban, dukungan masyarakat semakin meluas. Bahkan madrasah ini sebagian juga dibangun secara gotong royong. Masjid dan msuhola pun kini menjadi salah satu elemen penting yang dipertimbangkan para pejabat desa, dalam mengambil keputusan,” ujar Subandar, Kepala Madrasah Nurul huda, Desa Nglebo. (Dompet Dhuafa/Dea)