PACITAN — Siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan tinggi menyebabkan banjir dan longsor besar di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Posisi siklon tropis hanya berjarak 23 Km dengan daratan Pacitan atau berada di Samudera Hindia sebelah selatan kota tersebut. Banjir dan longsor tersebut menyebabkan rusaknya 1.709 rumah, 17 sekolah, dan juga lahan pertanian. Bencana tersebut juga menyebabkan 25 jiwa meninggal dunia.
Kebutuhan darurat yang dibutuhkan warga kobran banjir antara lain logistik barang, khususnya untuk keperluan sekolah, mengingat pekan ini adalah pekan ujian akhir semester. Air bersih dan layak konsumsi juga menjadi kebutuhan mendesak akibat rusaknya sumur-sumur penduduk setelah banjir.
“Untuk membantu warga korban banjir, hingga kini respon yang dilakukan oleh tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa antara lain membuka dapur umum untuk kurang lebih 300 jiwa penduduk di Desa Kedungbendo, Kecamatan Argosari. Selain itu juga membersihkan beberapa fasilitas umum juga evakuasi warga. Tim Institut Kemandirian Dompet Dhuafa juga mengadakan servis motor untuk penduduk terdampak banjir dan longsor. Distribusi paket bantuan peralatan sekolah juga dilakukan di SDN 1 Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan,” ujar Maizar Helmi, tim DMC Dompet Dhuafa untuk respon banjir-longsor Pacitan.
Hingga Rabu (6/12), retakan tanah sepanjang 40 meter dengan lebar 15 Cm kembali muncul di pemukiman penduduk. Retakan berpotensi mengancam 65 Kepala Keluarga di Dusun Pradah dan Dusun Banyuanget. Ratusan warga diungsikan ke Masjid Solehdaris Abu Hisam yang letaknya di Jalan Raya Pacitan Ponorogo. Tim DMC Dompet Dhuafa hingga kini masih membuka Posko di Desa Sumberharjo Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. (Dompet Dhuafa/Dea)