BOGOR — Raut muka Rinah (45), tampak lesu dan tak bersemangat usai pulang dari tempatnya bekerja. Pasalnya, hari itu ia baru saja mendapat kabar, bahwa esok ia harus istirahat sejenak karena belum ada order yang datang ke pabrik pembuat minuman segar, tempat ia mencari nafkah. Melihat ibunya pulang, Afri (19), langsung bergegas mengambilkan segelas air untuk melepas dahaga ibunda.
Rinah, seorang ibu Rumah tangga sekaligus single parent bagi ketiga puterinya sejak sepuluh tahun silam. Sejak dirumahkan dari Perusahaan Tekstil, ia pindah haluan ke sebuah Pabrik pembuat minuman kemasan yang biasa dikonsumsi anak-anak sekolah. Per bulan, tenaga wanita kelahiran Bogor tersebut, dihargai Rp. 800.000. Itupun jika setiap bulan ada pesanan yang masuk ke Pabrik. Jika pesanan sedang kosong ia dapat menerima kurang dari upah yang biasa ia terima.
Beban hidup yang cukup berat dirasakan ibu tiga anak ini, ternyata begitu membekas di relung hati Afri. Anak kedua dari tiga bersaudara itu, bertekad untuk mengurangi beban hidup orang tua yang berjasa mendidik dan membesarkan ia dan dua saudaranya.
“Saya ingin ibu di Rumah saja kalau saya sudah kerja. Dari dulu pergi pagi pulang malam terus. Kasihan juga kalo melihat perjuangan ibu,” tutur dara yang menetap di Desa Cibadung, Gunung Sindur, Bogor.
Selama mencari pekerjaan, gadis yang juga aktif di Karang Taruna ini gemar menyibukkan diri dalam aktifitas rumah tangga. Membantu ibu dan kegiatan sosial keagamaan di lingkungan Desa. Ia berharap dengan lowongnya waktu yang ia miliki, dapat dimanfaatkan untuk aktivitas yang bermanfaat.
Untuk merealisasikan apa yang menjadi keinginannya, Afri yang sudah lulus sekolah sejak setahun silam, telah melamar pekerjaan ke beberapa tempat. Berbagai wawancara dengan pihak user perusahaan telah ia lakoni beberapa kali. Namun semua menjadi deadlock tatkala ia harus menyertakan ijazah sebagai prasyarat bekerja.
Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), mendengar kebutuhan yang diharapkan oleh Afri. Dompet Dhuafa melakukan pendekatan dengan pihak sekolah guna mendapat pengurangan atas tunggakan yang telah tertunggak selama setahun lebih. Beruntung, pihak Sekolah menerima permohonan Afri dan Dompet Dhuafa melunasi kekurangan yang tersisa.
“Alhamdulillah terima kasih kakak-kakak dari Dompet Dhuafa dan seluruh donatur yang memberikan bantuan ini. Semoga kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Ijazah ini akan saya gunakan sebaik-baiknya,” ujar wanita yang saat ini tengah menunggu panggilan dari Perusahaan produk kosmetik ini. (Dompet Dhuafa/Rifky LPM)