Liyana Ceritakan Duka Ibunya yang Meninggal Terjebak Banjir Di Dalam Rumah

JAKARTA TIMUR — Duka menyelimuti Liyana (59) dan keluarga, warga Cipinang Melayu RT 5, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Banjir yang secara tiba-tiba menimpa kelurahan Cipinang Melayu, pada (1/1/2020) lalu, merendam rumah dan menghanyutkan segala isinya. Tangis Liyana dan Ayahnya Muhammad Ali (76), tak terbendung. Tatkala menyaksikan ibunya, Nawah (67), harus merenggang nyawa akibat banjir melanda.

“Selasa (31/12/2019) sore, air sudah mulai masuk ke rumah. Setelah itu sekitar Isya air surut. Pas malamnya lagi pergantian tahun, air tiba-tiba naik lagi dan terus-terusan masuk dengan deras,” terang Liyana, menceritakan.

Liyana melanjutkan, ketika itu air semakin cepat naik. Kondisi rumah sempit dan terhimpit. Sehingga jalan untuk keluar hanya satu yaitu di pintu depan. Namun sayang, satu-satunya pintu keluar itu pun tidak bisa dilewati, lantaran sudah terendam banjir.

Beberapa warga mencoba membantu mengevakuasi dengan cara menjebol salah satu dinding rumah. Namun usahanya sia-sia. Besarnya debit air kembali menutup jalur evakuasi yang dibuat darurat oleh warga.

Setelahnya, sambil mendekap ibunya, Liyana dan sang Ayah hanya bisa pasrah menunggu tim evakuasi datang.

“Pintu sudah tidak bisa dibuka. Penuh air dan lumpur. Tetangga ada yang berusaha jebol tembok. Tapi tetap saja tidak bisa keluar. Kami pasrahlah setelah itu,” lanjutnya.

Pasrah menunggu, akhirnya sekitar pukul 16.00 tim evakuasi datang. Setelah tiba di titik aman, tim DMC Dompet Dhuafa membantu melanjutkan evakuasi ke tempat pengungsian, bertemu dengan keluarga dan orang terdekat almarhumah Nawah.

Di tempat pengungsian, Masjid Borobudur Universitas Borobudur, korban selamat Liyana dan Ali, mendapatkan penanganan medis oleh Tim LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma), serta pelayanan pos hangat oleh Dapur Keliling (Darling) Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Muthohar)