SEKOTONG, LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT — Seperti penyediaan air bersih, jamban/toilet/kakus/kloset/WC kerap menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan pengadaanya di setiap keluarga. Program jambanisasi akan meningkatkan kesadaran atas dampak negatif dari buang air besar sembarangan. Nyatanya, sebagian masyarakat di daerah-daerah masih banyak yang kurang peduli terhadap sanitasi dan penggunaan jamban. Sehingga tidak menutup kemungkinan penularan berbagai macam penyakit akan terjadi. Warga Dusun Labuan Cenik, Desa Gili Gede Indah, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat adalah salah satu dari masyarakat ini.
Tidak ada satu pun dari masyarakat Dusun Labuan Cenik yang memiliki jamban. Untuk melakukan buang air besar, mereka pergi ke sawah atau hutan yang mereka anggap sepi. Perilaku hidup tidak sehat tersebut mereka lakukan dengan tidak mengenal siang ataupun malam, panas ataupun hujan. Mirisnya lagi, karena topografi dusun ini yang berada di kontur tanah berbukit, maka ketika hujan, tinja yang mereka buang sembarangan berpotensi mencemari lingkungan masyarakat yang berada di dataran rendah. Tak jarang, ketika hujan turun, air hujan yang mengalir dari ketinggian bercampur dengan kotoran-kotoran tinja.
Labuan Cenik merupakan dusun yang masuk dalam radar Program Kawasan Sehat LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma) Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Barat. Intervensi kesehatan dan sanitasi telah masuk bersamaan dengan layanan Klinik Apung Dompet Dhuafa sejak pertengahan tahun 2019. Melihat perilaku masyarakat yang secara sembarangan buang air di hutan, LKC DD NTB bersama Kimia Farma menggulirkan Program Inisiasi Pembangunan Jamban pada periode bulan Agustus-Oktober 2020.
Program ini merupakan upaya LKC Dompet Dhuafa dan Kimia Farma untuk mewujudkan wilayah bebas buang air besar sembarangan dengan memberikan subsidi bahan-bahan pembangunan jamban. Selanjutnya, untuk pembangunan jamban dilakukan secara mandiri dan berkelompok dengan pendampingan oleh tim LKC Dompet Dhuafa. Sejatinya, program ini hanya lah sebagai stimulus. Sebanyak 26 keluarga menjadi penerima manfaat program ini. Mereka terpilih dari warga yang memiliki kemauan serta bersedia berkomitmen untuk merubah perilaku buang airnya. Sehingga mereka akan menjadi contoh sekaligus stimulan bagi warga-warga lainnya.
Program ini pun bisa dikatakan berhasil. Pasalnya, saat ini kebiasaan buang air sembarangan seluruh masyarakat Dusun Labuan Cenik telah berubah sepenuhnya. Pada tanggal 12 November 2020, dusun Labuan Cenik telah melakukan deklarasi ODF bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.
“Selaras dengan program Kawasan Sehat LKC di Gili Gede, kami ingin mewujudkan akses sanitasi layak di seluruh rumah tangga di Dusun Labuan Cenik dengan target capaian 100 %. Alhamdulillah, pada November 2020 lalu bertepatan dengan HKN, dusun Labuan Cenik telah melakukan deklarasi ODF,” terang Zulkarnain Khotibi selaku Pimpinan LKC DD NTB saat agenda kunjungan program pada Jum’at (22/10/2021). (Dompet Dhuafa / Muthohar)