Melalui Budaya, Dompet Dhuafa Menjaga Semangat Persatuan

YOGYAKARTA — Mewujudkan kepedulian terhadap budaya Indonesia, Dompet Dhuafa bersama Pondok Pesantren Kaliopak menggelar pentas Ketoprak Kentrung. Budayawan sekaligus dalang pada pentas tersebut DR Purwadi, mementaskan Ketoprak Kentrung dengan lakon Narparini Bumi Mataram. Pementasan tersebut merupakan bentuk akulturasi antara budaya Jawa Timur dengan Mataram Islam. Tujuan dari pementasan tersebut lanjut Purwadi, bahwa Ketoprak Kentrung membawa pesan semangat persatuan manunggal NKRI.

“Perbedaan kita kelola dengan sebaiknya, salah satunya melalui seni Ketoprak Kentrung. Kolaborasi ketoprak Jawa Tengah, dan Kentrung Jawa Timur. Ini kami satukan dalam pentas Ketoprak,” ujar Purwadi, di sela-sela pentas di pendopo ponpes Kaliopak, Yogyakarta, Kamis (13/12/2018).

Pentas berdurasi 30 menit tersebut setidaknya melibatkan 20 pemain dan 6 sinden yang terdiri dari praktisi budaya, pelajar SD hingga SMA, mahasiswa, dosen dan pegiat lingkungan. Purwadi berujar bahwa makna dari lakon Ketoprak Kentrung dapat dan harus dipraktekan pada kehidupan sehari-hari. Terutama bagi anak-anak muda yang kini berada di tengah perubahan zaman.

“Ini kearifan lokal kita. Makna cerita tersebut harus dipraktekan, lantaran mengajarkan persatuan melalui cinta, bukan perang,” jelasnya.

Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyit Majidi mengatakan gelaran Ketoprak Kentrung merupakan bentuk nyata Dompet Dhuafa dalam menggiatkan budaya lokal. Melalui pentas tersebut, Nasyit berharap dapat menghidupi dan melestarikan budaya tanah air.

“Diharapkan kedepannya budaya hidup dan pelaku budyaanya juga hidup dari kegiatan budaya,” tukas Nasyit.

Dalam rentetan pagelaran Ketoprak Kentrung juga diselenggarakan Aksi Layanan Sehat di Balai warga Dusun Klenggotan, Sri Mulyo, Piyungan, yang diikuti oleh puluhan masyarakat setempat. Sehingga, tak hanya menysiarkan persatuan melalui budaya, tetapi juga memperhatikan kesehatan warga masyarakat. (Dompet Dhuafa/Adit/TYN)