Melihat Langkah Lanjutan Respon Bencana Erupsi Gunung Agung

BALI — Perhitungan magnitudo gempa menunjukkan besaran yang terus meningkat di Gunung Agung, Bali. Gempa terbesar selama masa krisis sejak Jumat malam tanggal 22 September 2017 lalu, adalah gempa dengan magnitudo 4.3, yang terjadi pada tanggal 27 September 2017 pukul 13:12 WITA, dilansir dari Magma Indonesia.

“Emisi asap putih (uap) dari kawah Gunung Agung umumnya teramati dengan ketinggian rata-rata 50-200 meter, di atas Puncak. Saat ini emisi asap (uap) teramati relatif lebih menerus,” jelas Kasbani, selaku Kepala PVMBG, Badan Geologi Kementrian ESDM.

Selain pengelolaan 208 jiwa, di Posko Bukit Tabuan, Kecamatan Karangasem, yang meliputi bantuan logistik, Dongeng Ceria, dan Aksi Layanan Sehat (ALS). Kesiapan tim DMC Dompet Dhuafa melanjutkan respon jangka panjang rawan bencana ini dengan survey untuk membentuk posko-posko baru di beberapa titik aman.

“Selain melibatkan para relawan, kami juga membangun komunikasi dan penguatan jaringan dengan komunitas,” ujar Yamin, Koordinator Respon Bencana DMC Dompet Dhuafa. Beliau juga mengatakan bahwa salah satunya adalah komunitas SKin (Suzuki Katana Jimny Indonesia) Bali, siap menggerakkan 50 armada untuk respon bantuan jangka panjang. Terutama proses evakuasi jika terjadi letusan.

Pada Jum’at malam tanggal 29 September 2017, Tim DMC Dompet Dhuafa bertemu dengan Tim BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di Posko Komando, Tanah Ampo, Bali. “Kami telah melakukan koordinasi pengelolaan posko-posko Dompet Dhuafa, dan siap bersinergi dalam pengawasan KRB (Kawasan Rawan Bencana) Gunung Agung,” tutur Yudha Abadi, selaku Direktur Program Dompet Dhuafa saat melakukan kunjungan langsung ke pos Dompet Dhuafa di kaki Gunung Agung.

Juga dilansir dalam pertemuan tersebut, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Ir. Bernardus Wisnu Widjaya, M.Sc, mengatakan, “Kami terus melakukan sosialisasi. Khususnya di wilayah KRB Bali, melalui penyebaran informasi peta dampak KRB, agar masyarakat dan seluruh jaringan dapat mengetahui perkiraan dampak rawan Zona Merah (radius 9 km) dan Zona Kuning (radius 12 km) di wilayah Gunung Agung, agar kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan bijak”.

Beliau menghimbau agar masyarakat Bali tetap tenang dan selalu siaga sampai informasi pasti selanjutnya. (Dompet Dhuafa/Dhika)