Memecah Gelapnya Desa Tamanmekar, Menjejak Penerima Limar

KARAWANG — Tim Dompet Dhuafa yang dipimpin oleh Ketua Pengurus Yayasan melakukan perjalanan menyusuri wilayah barat Karawang, tepatnya di belakang pemakaman San Diego Hills. Kawasan megah dengan deretan pemakaman elit yang hanya dimiliki oleh segelintir kaum berduit. Namun siapa sangka bahwa dibelakang Kawasan tersebut ada wilayah yang belum teraliri listrik.

Malam itu, Jumat, 28 Februari 2019, diiringi hujan yang turun kepermukaan bumi, kami menyusuri jalan-jalan tanah becek dan mengharuskan melintasi pematang sawah. Sesekali menerjang genangan air dan terjerembab di lubang-lubang tertutup genangan air.

Berjarak sekitar 5 KM dari bibir jalan utama, kawasan yang masuk dalam wilayah Kelurahan Pangkalan, Kabupaten Karawang, gelap tak ada cahaya sama sekali. Karena memang belum adanya aliran listrik dari PLN. Tujuan kami tidak lain adalah untuk mendistribusikan alat-alat penerangan berupa lampu Led dengan modifikasi khusus dan bertenaga listrik dari aki mobil yang kami beri nama DDLimar (Listrik Mandiri Rakyat dari Dompet Dhuafa). Teknologi hasil rekayasa dari seorang Ujang Koswara, yang berasal dari Garut.

Rasa kepedulian terhadap masyarakat yang masih belum merasakan nikmatnya cahaya listrik pada malam hari, menjadi awal keinginan kami untuk berbagi. Kontribusi kecil untuk membantu sesama didasari keinginan melepaskan beban masyarakat dari kegelapan dunia secara hakiki. Banyaknya wilayah di tanah air yang belum mendapatkan aliran listrik menjadi perhatian mendasar yang mendorong niat tersebut.

Dalam penelusuran malam itu, didapati bahwa ada 80 Kepala Keluarga masyarakat daerah Tamanmekar, belum pernah merasakan adanya listrik. Buliran air mata menggelayut di pelupuk mata mereka saat menerima bantuan lampu Limar. Seakan merasakan purnama yang begitu dekat, karena kini rumah-rumah mereka pada malam hari dapat diterangi cahaya listrik.

“Kami tidak tahu harus bilang apa, kami tidak mengerti kenapa ada orang yang begitu baik pada kami. Padahal tidak ada ikatan persaudaraan dan tidak pernah diperkenalkan sebelumnya. Hanya tangis syukur yang bisa kami lakukan dan terima kasih tak terhingga,” tutur Asep, salah seorang warga sambil mengusap matanya yang basah. (Dompet Dhuafa/DM)