Menanti Kesembuhan Muhammad Haviv Hakiki

Duduk termenung di ruang tunggu HCU (High Care Unit) Minah (44), yang ditemani sang suami, A.Yani (49) meratapi nasibnya. Mereka sedang menunggu perkembangan kondisi Muhammad Haviv Hakiki (5) yang kini terbaring tak sadarkan diri di ruang HCU. Do’a tak hentinya mereka panjatkan untuk sang buah hati. Air mata mereka kuras untuk menimang keadaan sang buah hati.

Berdasarkan keterangan Minah, sebelumnya Haviv menderita demam tinggi. Demam tinggi ini terjadi setelah Haviv mandi air hujan dengan teman-temannya. Pada hari ketiga Haviv dibawa oleh Minah ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Kemudian tiga hari setelah berobat dari Puskesmas kondisi Haviv tidak menunjukan perkembangan.

“Saya heran kenapa demam Haviv gak turun-turun padahal sudah saya kasih obat dari Puskesmas” ucap Minah lirih.

Pada hari keenam kondisi Haviv memburuk dengan menurunnya kesadaran. Minah dan keluarga memutuskan untuk membawa Haviv ke RS Rumah Sehat Terpadu DD. “Haviv mulai berbicara tidak jelas dan sorot matanya pun berkurang. Awalnya saya takut untuk berobat ke rumah sakit karena pasti akan mengeluarkan biaya yang mahal” tambahnya dalam percakapan diruang tunggu HCU siang itu. Namun, berkat informasi dari kerabatnya yang juga pernah melakukan di rumah sakit ini, untuk menganjurkan Minah dan keluarga membawa Haviv ke RS Rumah Sehat Terpadu DD.

Setelah mendapatkan perawatan di ruang Al Jabbar RS Rumah Sehat Terpadu DD, Haviv pun menjalani berbagai pemeriksaan di antaranya rontgen dan cek darah. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Haviv didiagnosis penyakit Meningoensefalitis yakni radang infeksi yang menyerang selaput dan jaringan otak. Efek yang ditimbulkan berupa kelumpuhan tubuh bagian kanan, kelopak mata mengecil, bahkan amnesia. Meningoensefalitis terbentuk dari tiga kata bahasa Yunani: menix (membran atau selaput), enkephalos (otak), dan akhiran itis yang dalam bahasa medis berarti radang. Jika dipisahkan, meningitis berarti radang pada selaput otak dan ensefalitis adalah radang pada organ otak. Penyebabnya beragam, di antaranya bakteri, virus, dan jamur.

Pada perawatan hari kedua kondisi Haviv pun tidak menunjukan perkembangan dimana kesadarannya semakin menurun. Kondisi ini membuat Haviv harus mendapatkan perawatan yang  intensif. Haviv kemudian dipindahkan ke ruang HCU. Kondisi Haviv masih tak sadarkan diri. “Meskipun gak sadar setiap saya ajak bicara Haviv meneteskan air mata, semoga dia mendengarkan doa yang saya panjatkan” ucapnya sambil menghapus air mata yang sedari tadi menetes.

Panjatkan selalu do’a meskipun tak terdengar lantunannya. Lakukan terus dukungan meskipun dalam bentuk yang berbeda. Mari bersama-sama kita panjatkan do’a dan tak ada hentinya memberikan dukungan untuk Haviv Hakiki dan pasien lain. (RST Dompet Dhuafa)

 

Editor: Uyang