Mengarungi Dua Pulau, Menuju Sekolah Pendampingan

AIR SELAT PANJANG ketika pagi sekali mulai surut. Tetapi, gelora semangat membentang kebaikan tak akan pernah surut. Jauhnya perjalanan tidak mengurangi sedikitpun wangi aroma senyum yang terpancar. Beginilah jalan ini, semakin panjang semakin banyak pula pelajaran dan hikmah yang akan diterima. Langkah-langkah kaki dan setiap tempat persinggahan akan menjadi saksi. Saksi kerinduan untuk senantiasa membentang kebaikan di bumi Allah yang telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan ini.

Kapal motor dan sejenisnya akan berlayar dan melaju lebih awal dari biasanya. Begitu juga para penumpangnya. Harus lebih cepat menyambangi pelabuhan. Terlambat selangkah akan menuju dermaga penantian hari esok. Sebagaimana sebuah pelabuhan kecil di dekat Dusun Bandaraya, Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti.

Dari pulau Rangsang itulah para guru konsultan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa (DD) memulai langkah-langkah kakinya untuk berlayar menuju sekolah pendampingan yang berada di Pulau Padang tepatnya di Kecamatan Merbau, Kepulauan Meranti yaitu SDN 16 Lukit.

Sebuah, sekolah negeri yang baru saja terlahir dari sekolah induknya dengan usia sekitar 1 tahun. Untuk mencapai sekolah tersebut para guru konsultan harus berlabuh dahulu di pelabuhan persinggahan yaitu Pelabuhan Tanjung Harapan yang berada di Selat Panjang. Di Pulau Tebing Tinggi inilah guru konsultan mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk mengadakan pelatihan di sekolah pendampingan mereka.

Bermalam di salah satu rumah yang khusus disediakan untuk tempat tinggal anak-anak dari Desa Sokop yang bersekolah di Selat Panjang memberikan nuansa yang berbeda bagi mereka. Jiwa perantauan akan tumbuh ketika merasakan bagaimana hidup sebagai perantau di tanah orang. Harus jeli melihat keadaan, harus bisa mengefektifkan waktu untuk kebermanfaatan. Insya Allah, jalan-jalan kebaikan akan senantiasa terbuka.

Keesokan harinya, usai bermalam di Selat Panjang Pulau Tebing Tinggi, para guru konsultan pun segera melanjutkan perjalanannya menuju Desa Lukit. Sebelum menempuh perjalanan darat untuk sampai ke Desa Lukit, guru konsultan akan berlayar lagi menuju Pelabuhan Pelantai yang ada di Pulau Padang, Kepulauan Meranti. Dari sana, jalur darat yang harus ditempuh memakan waktu sekitar dua jam perjalanan menggunakan sepeda motor.

Begitulah perjalanan panjang guru konsultan untuk tiba di sekolah pendampingan mereka. Mengarungi dua pulau. Semoga perjalanan ini akan memberikan banyak pengalaman dan pelajaran. Semoga para guru konsultan mampu membaca setiap hikmah yang tersirat. Sehingga keberkahan dan kebahagiaan senantiasa membersamai mereka. (SGI Dompet Dhuafa/ Kitty)

 

Editor: Uyang