JAKARTA — Ada yang berbeda di lantai dasar Masjid At-Tin, salah satu masjid besar di Jakarta yang selalu ramai oleh jamaah. Terutama pada saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Di salah satu ruang serbagunanya, Dompet Dhuafa mengadakan kegiatan kajian “Amazing Muslimah”. Kegiatan yang memang ditargetkan bagi para Muslimah. Kegiatan tersebut mengusung tema yang sedang marak terjadi pada kaum hawa di zaman milenial, yaitu “Ketika Muslimah Lupa Jati Diri“. Dengan menghadirkan dua pembicara yang ahli dibidangnya yaitu praktisi neuroscience, Dr. Aisyah Dahlan, dan juga fashion designer kawakan sekaligus penulis buku, Ummu Balqis.
Dua pembicara yang dihadirkan kali ini memang tidak biasa. Dengan gaya khasnya masing-masing dalam memberikan ilmu dan motivasi, mampu menyihir puluhan peserta kajian yang hadir untuk terus mengikuti penyampaian materi dari awal hingga akhir. Secara fitrah, laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda, terutama dalam hal kemampuan otak kanan dan otak kirinya. Dalam berpikir dan mencerna logika, laki-laki lebih menggunakan otak kanan dan sebaliknya perempuan lebih menggunakan otak kiri. Itulah sebabnya dalam hubungan antara suami dan istri sering terjadi pertengkaran hanya karena hal sepele, karena masing-masing individu belum memahami fitrahnya nya sebagai laki-laki atau perempuan.
“Kenapa Allah ciptakan laki-laki otak kanannya yang mendominasi, karena laki-laki adalah mahluk yang harus kreatif, harus punya ide banyak. Karena otak kanan itu ide dan hikmah yang banyak. Kemudian para perempuan ingat! Karena corpus callosum-nya lebih tebal, maka kiri-kanannya (bagian otak) tersambung lebih banyak, ini yang membuat wanita bisa mengerjakan lebih dari satu pekerjaan yang berbeda dalam satu waktu,“ ungkap Dr. Aisyah.
Ketidakpahaman dan kesadaran kaum Muslimah akan firahnya sebagai seorang perempuan inilah yang sering mengakibatkan terjadinya ketidakharmonisan dalam hubungan dengan laki-laki, terutama dalam kehidupan berumahtangga. Jadi, bagaimana bagi seorang Muslimah supaya tidak lupa akan jati dirinya? Ummu Balqis pun menjawab dalam penyampaian materinya di sesi kedua. Sebenarnya jati diri seorang perempuan ada pada pribadi, keluarga dan anggota masyarakat.
“Jadi, muslimah-muslimah yang tidak lupa jati diri itu biasanya gak gampang baper, tahan goncangan, diuji sedikit tidak bunuh diri, tidak langsung menghujat Allah. Seorang Muslimah tidak kehilangan jati diri, dia akan pakai 4 poin ini: akidahnya kokoh, kemudian dia menutup aurat, menjalankan halal lifestyle, berahlak terpuji, dan juga maksimal dalam menjalankan ibadah mahdoh-nya,” terang Ummu Balqis, dengan semangat.
Tak lupa, diakhir acara panita Dompet Dhuafa membagikan bingkisan bagi para peserta yang telah menyampaikan pertanyaan kepada pemberi materi. Semoga kita semua dapat menjadi seorang muslim dan muslimah sejati. (Dompet Dhuafa/Andriew A)