Menjadi Pengupas Kerang, Para Ibu Tangguh Ini Gairahkan Ekonomi Keluarga

Matahari siang itu begitu terik. Namun, panasnya cuaca tak membuat sepuluh orang ibu tangguh, yang merupakan para istri nelayan di kawasan Kampung Rujak Beling, Desa Margaluyu, Serang, Banten ini tak patah arang dalam membantu suami mencari nafkah dengan berprofesi sebagai pengupas kerang.

Para ibu tangguh yang tergabung dalam lembaga lokal Ikhtiar Swadaya Mitra (ISM) Sinar Abadi binaan Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Dhuafa ini, berupaya menggairahkan kembali pemberdayaan kerang hijau, yang menjadi matapencaharian utama mereka.

Livson Zulkah, Pendamping MM Dompet Dhuafa di kawasan pemberdayaan tersebut mengungkapkan, dalam sehari para ibu tangguh yang merupakan penerima manfaat dalam program pemberdayaan Dompet Dhuafa mampu membersihkan kerang sekitar 15 hingga 30 kilogram. Para ibu tangguh begitu cekatan dalam bekerja, dan tak pernah berkeluh kesah. Kerja keras yang dilakukan, semata-mata demi membantu perekonomian keluarga.

“Meski pendapatan menjadi pengupas kerang hanya Rp 2.500/kilo, para ibu di sini (pengupas kerang) nggak pernah mengeluh. Mereka tetap bersyukur dengan hasil yang mereka terima. Mereka sudah niatkan untuk membantu suami mencari nafkah,” ujar Livson.

Tak hanya menjadi pengupas kerang, Livson menuturkan, banyak para ibu yang nekat menjadi nelayan. Salah satunya adalah Satem, seorang ibu tangguh yang dikenal ulet dan pekerja keras di antara seluruh wanita di daerah yang juga dikenal sebagai kampung nelayan ini.  Pasalnya, hanya ibu tangguh ini yang terlihat ikut melaut membantu suaminya memanen kerang hijau. Untuk Memanen kerang hijau membutuhkan energi  dan tenaga  yang kuat, dan biasanya hanya kaum adam yang melakukannya.

“Pagi-pagi sekali Bu Satem sudah ikut melaut bersama sang suami untuk memanen bagan,  ia peroleh dari Program Ekonomi Dompet Dhuafa,” jelas Livson.

Bercerita kepada Livson, Satem mengaku sejak memiliki bagan kerang hijau sendiri, ia bersama suami sudah mampu mengelolanya secara mandiri. Satem mengaku, penghasilan yang diterimanya naik signifikan. Sebelumnya ia hanya menerima upah rata-rata 15 ribu sampai 20 ribu perhari  kini setidaknya ia bisa mengumpulkan 100 -150 ribu perhari.

“Bu Satem bisa sedikit demi sedikit merenovasi rumahnya, karena berkah pendapatan bagan kerang. Ia juga dapat fasilitas pinjaman lunak dari Koperasi ISM Sinar Abadi untuk membeli perahu kecil yang ia gunakan sebagai kendaraan operasional panen kerang,” terangnya.

Alhamdulillah, program pemberdayaan ekonomi yang digulirkan Dompet Dhuafa Di Desa Margaluyu begitu menggairahkan kembali semangat para ibu tangguh dalam membangkitkan ekonomi keluarga. Desa Margaluyu, merupakan salah satu kawasan yang dikenal dengan sebutan kampung nelayan di Serang, Banten. Di kawasan ini pula, budidaya kerang hijau menjadi matapencaharian utama bagi masyarakatnya.  (Dompet Dhuafa/Uyang)