“Sebagai keturunan Kasepuhan (desa adat) kami bersama-sama menjaga kearifan lokal, khususnya bidang pertanian dalam hal ini benih lokal padi yang menjadi warisan kebudayaan,” ujar Abah Asep Nugraha, Ketua Adat Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu (28/1).
Menurut Abah, warga di Kasepuhan selalu bercermin pada hukum adat yang telah diterapkan. Begitu juga halnya dengan tradisi menjaga benih lokal, khususnya benih padi yang sudah dilestarikan turun-temurun sejak 5 abad lalu. Kelestarian yang dijaga pun membuahkan hasil. Terdapat 60 jenis benih padi unggul yang kelak menjadi cikal bakal ketahanan pangan bagi warga Kasepuhan.
“Alhamdulillah, di Kasepuhan ini belum pernah mengalami massa paceklik. Selain itu juga padi yang dihasilkan tidak untuk diperjual belikan, khusus untuk di konsumsi saja. Ini merupakan peraturan adat yang wajib di patuhi, supaya kemurnian benih lokal tetap terjaga, tidak ada yang menyalahgunakan,” paparnya.
Bilamana musim panen telah tiba, seluruh warga selalu membagi hasil sekitar 20 persen hasil panennya ke leuit (lumbung padi) Kasepuhan. Hal ini juga menjadi bagian dari peraturan adat yang dinamakan Jekat, di mana setiap warga wajib mengeluarkan hasil panen sebanyak 100 pocong (ikat) padi, untuk membantu warga yang mengalami gagal panen.
“Bila peraturan adat terus diterapkan, insya Allah saya yakin, Tuhan juga pasti akan permudah semuanya. Bila melakukan kebaikan, pasti Allah balas dengan kebaikan yang berlipat ganda,” ucapnya tersenyum.
Melihat kearifan lokal yang begitu terjaga di Kasepuhan Sinar Resmi, membuat Dompet Dhuafa sebagai lembaga zakat yang bergerak lebih dari 20 tahun dalam bidang pemberdayaan, turut mendukung pelestarian benih lokal di kawasan tersebut. Melalui Pertanian Sehat Indonesia (PSI) Dompet Dhuafa menginisiasi Program Bank Benih, di mana Dompet Dhuafa mendampingi masyarakat Kasepuhan dalam melakukan pendataan 60 benih lokal, hingga membukakan lahan khusus untuk penanaman benih.
Di lahan seluas 7200 meter persegi, Dompet Dhuafa memulai pelestarian benih lokal di Kasepuhan Sinar Resmi. Sebanyak 9 jenis padi pun sudah mulai ditanam sejak Oktober lalu. Tidak hanya lahan, kini Dompet Dhuafa telah mendirikan 3 unit leuit yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan padi.
“Dari 60 jenis padi, sudah teridentifikasi sekitar 38 jenis, di antaranya jenis padi Raja Denok, Pare Salak, Sri Kuning, Cere Segri, Ketan Bilatung, Cere Kawat, dan lain sebagainya,” ujar Septian Purnama, Pendamping Program Pertanian Sehat Indonesia (PSI) Dompet Dhuafa.
Selain program Bank Benih, rencananya di tahun 2015 ini Dompet Dhuafa kembali akan menggulirkan program pemberdayaan di wilayah Kasepuhan Sinar Resmi dengan konsep Desa Wisata. Program pemberdayaan tersebut bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat luar tentang pelestarian benih lokal yang ada.
“ Desa wisata merupakan program lanjutan dari Pertanian Sehat Indonesia (PSI) Dompet Dhuafa,” paparnya
Septian menjelaskan, pertengahan Januari lalu, Dompet Dhuafa telah melangsungkan monitoring dan perencanaan dengan pihak Kasepuhan Sinar Resmi, terkait dengan program Desa Wisata Tani. Sama halnya dengan Bank Benih, selain bertujuan untuk mengenalkan pelestarian benih lokal, Desa Wisata Tani juga bertujuan untuk menjaga kemurnian benih lokal yang menjadi cikal bakal warisan leluhur dan kedaulatan pangan.
“Insya Allah, masyarakat luar yang berkunjung nantinya akan menikmati area desa wisata di antaranya pesawahan, tempat pembuatan gula aren, tempat pembenihan padi, tempat menumbuk padi,” pungkasnya. (uyang)