Tangan mungil itu tak hentinya mengambil botol air mineral bekas yang tercecer di pinggir lapangan. Sambil menunduk kepalanya, kardus yang di pegang erat mulai penuh dengan tumpukan botol bekas air mineral. Senyum yang tergurat diwajahnya terpancar jika ada orang yang tak sengaja menatapnya langsung. Ya bagi sang bocah kecil ini, pekerjaan tersebut bukan hal yang berat baginya karena sudah biasa dijalankannya. Tak pelak, kening ini mengerut membayangkan masa depan generasi bangsa melihat pemandangan ini.
Secuplik kisah di atas memberikan hikmah kepada kita semua, bahwa di sekiling kita masih banyak yang membutuhkan bantuan. Anak kecil itu memang usianya belum matang dalam berpikir, namun pikirannya sudah mengenal kerasnya kehidupan.
Sudah sepatutnya kita semua bisa menangkap makna tersirat ini secara utuh, agar hidup terasa lebih bernilai. Kepedulian, satu kata yang cocok menghubungkan kejadian di atas dengan pemaknaan yang harus kita dapat.
Kepedulian sering dianggap remeh temeh bagi kebanyakan orang, padahal ini bagian penting dalam berinteraksi diantara sesama. Bahkan tak sedikit orang dengan keangkuhannya lupa bahwa dirinya merupakan makhluk sosial. Hidup sendiri, seakan mata dan telinganya tertutup dari lingkungan sekitar. Mereka belum sadar bahwa kepedulian dapat dilakukan dengan tindakan sederhana, semisal memberi makan pengemis di pinggir jalan, menyebrangkan orang buta di jalan, dan banyak lagi sesuai dengan kemampuan yang kita punya.
Sayangnya kepedulian hakikatnya seperti tanaman, dia bisa jadi mati atau akan terus tumbuh jika di rawat dengan baik. Menjadi persoalan jika tak paham cara untuk menumbuhkan kepedulian tersebut, jelas-jelas tanaman saja perlu diberikan perlakuan agar tumbuh baik.
Sebenarnya ada cara mudah untuk menumbuhkan kepedulian, yakni dengan berzakat. Zakat dalam Islam merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Dalam berzakat, Islam sudah mengaturnya secara detil mulai dari tata cara, syarat, dan proses pelaksanaannya.
Berzakat sama halnya dengan memberikan sebagian hartanya yang menjadi hak penerima manfaat (mustahik), dengan itu akan banyak orang terbantu. Konteks peduli yang bisa kita tangkap dengan berzakat yakni termaktub dalam aktivitas pemberian harta yang kita miliki untuk membantu banyak orang. Aktivitas terus menerus dalam memberi, ibarat pupuk pada tanaman yang akan menumbuhkan. Maka hal inilah yang dimaksud makna menumbuhkan kepedulian dengan berzakat. (riandy)
Editor : Uyang