JAKARTA — Dalam proses mendapatkan dan memperjuangkan hidayah Allah SWT, para muallaf tidak hanya berkorban harta serta kehilangan pekerjaan maupun fasilitas hidup yang pernah dimilikinya saja. Bahkan seringkali ada muallaf yang mendapatkan tekanan psikologis hingga siksaan dari keluarga ataupun orang-orang yang tidak suka atas keputusannya memeluk Islam. Akhirnya, muallaf tersebut diusir dan terasing dari keluarganya.
Saudara-saudara sesama muslim, tentu diharapkan dapat berperan sebagai keluarga baru bagi para muallaf. Sebagaimana sahabat Anshar yang dipersaudarakan dengan sahabat Muhajirin oleh Rasulullah Muhammad SAW. Saudara-saudara baru yang seiman tersebut yang diharapkan senantiasa memotivasi dan membimbing muallaf dalam melaksanakan ibadah, serta syariat Islam. Sebab muallaf tak hanya membutuhkan santunan maupun zakat yang diharapkan semakin membuat hati mereka terpaut dengan Islam. Muallaf juga membutuhkan kebersamaan dan kepedulian dari saudaranya sesama muslim.
Menyadari pentingnya arti kebersamaan dan persaudaraan sesama Muslim bagi para muallaf. Maka Pesantren Muallaf menyelenggarakan buka puasa bersama para muallaf. Ramadhan menjadi titik awal bergulirnya buka puasa para muallaf. Buka puasa bersama bagi para muallaf merupakan berkah yang patut disyukuri. Sebab melalui buka puasa bersama itu para muallaf dapat bersilaturahmi dengan muallaf lainnya dan orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap muallaf. Tentunya juga berbagi cerita dan pengalaman serta saling menasehati supaya tetap istiqomah memeluk hidayah Islam.
Kebersamaan yang selalu dirindu oleh para muallaf. Apalagi ketika muallaf itu masih sendirian memeluk Islam, sedangkan keluarganya beragama non-muslim. Sehingga dengan adanya buka puasa bersama, muallaf tersebut merasa tak sendirian dalam menjalankan ibadah puasa. Bahkan ada muallaf yang baru pertama kali menjumpai bulan suci Ramadhan saat itu. Mengingat Ramadhan sebelumnya ia masih non muslim.
Memahami kerinduan muallaf atas kebersamaan dan silaturahmi dengan saudara sesama muslim, maka Pesantren Muallaf Dompet Dhuafa juga menyelenggarakan Open House Idul Fitri 1439 H pada tanggal 1 dan 2 Syawal. Supaya di hari nan fitri itu para muallaf dapat bersama-sama merayakan lebaran dengan muallaf lainnya dan mereka yang peduli dengan muallaf.
Semoga, wujud adari menjawab panggilan zaman yang digulirkan pesantren muallaf, semakin menguatkan para muallaf menapaki jati diri sebagai seorang muslim. (Dompet Dhuafa/Sulton Abdullah/Pesantren Muallaf)