PADANG — Sedari pagi pada Sabtu dan Minggu (23-24/7) lalu, 32 guru perwakilan asal sekolah dan UPTD Kabupaten Solok berkumpul di halaman Markas Koramil 0309/06 Singkarak, Kabupaten Solok. Kedatangan mereka bukan untuk mencalonkan diri sebagai pasukan bela negara. Namun, tujuan mereka lebih mulia, yakni menjadi tenaga pendidik yang memiliki jiwa keteladanan dari pembelajaran sistem kemiliteran dengan mengikuti Military Super Camp (MSC) bersama para instruktur.
Kegiatan tersebut merupakan Program School Of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa. Program SMT diadakan dengan tujuan sebagai wadah peningkatan kualitas guru di Indonesia, dengan mengedepankan karakter 3P (Pengajar, Pendidik, dan Pemimpin). SMT di Kabupaten Solok merupakan angkatan ke-XX se-Indonesia. Untuk Sumatera Barat, SMT telah memiliki empat angkatan alumni setelah sukses digelar di empat Kabupaten atau kota sebelumnya, yakni; Padang, Payakumbuh, Dharmasraya, dan Tanah Datar. Jebolan dari kegiatan program kuliah empat bulan ini, kini menjadi guru transformatif di sekolah masing-masing tempat mereka bertugas.
Kegiatan MSC digawangi oleh Koordinator SMT wilayah Sumatera Barat, Rizki Ikhwan dan Tryas Wardani Nurwan. Pada agenda sebelumnya, biasanya kegiatan MSC hanya melibatkan TNI dan mitra setempat. Namun kali ini, agenda juga mendapat dukungan dari Polsek dan Kenagarian setempat.
“Tujuan kegiatan MSC ini adalah untuk menanamkan rasa disiplin bagi guru-guru SMT. Dengan berteladan dari sistem kemiliteran, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi guru. Ini adalah salah satu bentuk dukungan Dompet Dhuafa Singgalang bagi dunia pendidikan di tanah air,” tegas Rizki.
Rizki dan Arda menggandeng 10 instruktur dalam kegiatan MSC. Mereka menjadikan para guru yang lulus seleksi dari berbagai pelosok daerah Sumatera Barat ini layaknya pasukan militer. Berbagai jenis kegiatan mulai dari Upacara militer, materi bela negara oleh Komandan Rayon Militer (Danramil) Boni Syamsudin, materi penyakit masyarakat dan kenakalan remaja oleh Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pak Dalimi, serta praktek baris-berbaris bersama instruktur.
“Target utamanya dari kegiatan ini agar dapat membina kedisiplinan, meningkatkan wawasan, bela negara, meningkatkan kekompakan/teamwork, meningkatkan leadership, dan mampu memetakan serta memecahkan masalah,” imbuh Rizki.
Rizki menyatakan apresiasinya terhadap guru yang hadir, dimana semangat untuk datang tepat waktu telah menjadi kunci disiplin bagi mereka selaku tenaga pendidik. Tak hanya itu, di MSC kali ini, para guru juga dikuatkan kembali akan sumpah dan tanggung jawab mereka selaku Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga pengabdian terhadap negara. (Dompet Dhuafa/Nisa)