DEPOK — Memasuki era digital, para seniman tradisional semakin terpinggirkan. Selain kalah dari budaya modern yang masif, seniman tradisonal juga sulit mendapatkan generasi penerus, dikarenakan anak muda di masa sekarang tidak begitu tertarik dengan seni tradisional.
Dompet Dhuafa yang merupakan lembaga filantropi islam yang sudah lama memberikan perhatian pada lestarinya budaya, menyadari hal tersebut. Dalam rangka melestarikan budaya nusantara, Dompet Dhuafa meluncurkan gerakan Donasi Dukung Budaya (DD Budaya) pada Kamis (10/1/2019). Bertempat di Pendopo Suluk Nusantara, Depok, Jawa Barat, Dompet Dhuafa meluncurkan DD Budaya dengan disaksikan pegiat seni tardisional yang tergabung dalam Paguyuban Budaya Suluk Nusantara. Kelestarian budaya tradisional dirasa penting dalam rangka menyejahterakan masyarakat, terkhusus kaum dhuafa.
“Insyaa Allah, apa yang kami lakukan hari ini menjadi langkah-langkah yang nyata dan strategis. Bahwa seterusnya Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi islam dengan pendekatan budaya, ingin menyejahterakan kaum dhuafa dapat tercapai,” terang drg. Imam Rulyawan MARS., selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi dalam sambutanya.
Imam mengambil contoh dari kearifan lokal masyarakat adat Desa Kasepuhan Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Desa adat tersebut selalu menjadi desa yang makmur di sepanjang sejarah peradabanya. Masyarakatnya tidak pernah merasakan paceklik dan kekeringan. Kedaulatan pangan selalu menyertai Desa Sinar Resmi. Kuncinya adalah pada warganya yang senantiasa melestarikan budaya lokal yang santun terhadap alam dan sang pencipta.
“Seperti yang ada di Desa Adat Ksepuhan Sinar Resmi. Tidak pernah merasakan masa paceklik dan kekeringan, padahal hanya panen setahun sekali. Inilah langkah bagaimana mereka melestarikan budaya, selama lebih dari 450 tahun lamanya,” jelas Imam.
Selain itu, Bambang Suherman, selaku Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa menerangkan bahwa DD Budaya juga merupakan gerakan sosial yang mendorong generasi muda untuk ikut dalam melestarikan budaya tradisional.
“Kita punya keinginan agar para pemuda, terutama di era digital saat ini, dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan budaya Indonesia,” terang Bambang Suherman. (Dompet Dhuafa/Zul)